Washington (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Perempuan yang mengkonsumsi minuman dengan pemanis buatan selama kehamilan lebih mungkin untuk memiliki bayi yang kelebihan berat, demikian hasil satu studi yang disiarkan pada Senin (9/5).

"Studi kami memberi bukti pertama pada manusia bahwa mengkonsumsi minuman dengan pemanis buatan oleh perempuan selama kehamilan berkaitan dengan bermacam berat pada tubuh bayi," kata penulis utama studi itu, Meghan Azad, Asisten Profesor di University of Manitoba, Kanada.

Di dalam studi tersebut, yang disiarkan di jurnal AS JAMA Pediatrics, Meghan Azad dan rekannya meneliti 3.033 pasangan ibu-bayi guna mempelajari kaitan antara konsumsi minuman dengan pemanis buatan selama kehamilan dan dampaknya pada indeks massa tubuh (BMI) bayi pada tahun pertama kehidupan.

Daftar pertanyaan makanan digunakan bagi penilaian makanan selama kehamilan dan BMI bayi diukur ketika mereka berusia satu tahun.

Hampir 30 persen perempuan melapor mereka mengkonsumsi minuman dengan pemanis buatan selama kehamilan, termasuk minuman ringan diet dan kopi serta teh yang diberi pemanis.

Sebanyak 5,1 persen perempuan itu melapor mereka mengkonsumsi minuman tersebut setiap hari, dan anak-anak mereka memiliki resiko peningkatan berat dua-kali lipat saat berusia satu tahun, kata studi itu, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang. Namun mengkonsumsi minuman dengan pemanis gula tak berkaitan dengan kegemukan pada bayi.

Para peneliti tersebut mengakui keterbatasan studi itu yang meliputi potensi kekeliruan dalam hasil makanan yang dilaporkan para responden. Oleh karena itu, studi tersebut tak bisa membuktikan hubungan sebab-akibat.

"Mengingat wabah kegemukan pada anak-anak saat ini dan penggunaan luas pemanis buatan, penelitian lebih lanjut disarankan untuk memastikan temuan kami dan menyelidiki mekanisme biologi yang menggari-bawahi, dengan sasaran utama memberitahu saran makanan yang berdasarkan bukti buat perempuan hamil," kata Meghan Azad.

Di dalam editorial yang menyertai studi tersebut, Mark Pereira dari University of Minnesota dan Matthew Gillman dari Harvard Medical School juga mengatakan temuan Meghan Azad itu perlu diperhatikan.

"Sampai data keselamatan lain tersedia, perempuan hamil mesti mempertimbagkan air (yang aman) bagi hidrasi layak dan sebagai minuman pilihan," tulis kedua ilmuwan tersebut.

Penerjemah: Chaidar.
    

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016