Bekasi (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menilai tidak berfungsinya fasilitas kolam retensi penanggulangan banjir di Kelurahan Pengasinan dan Perumahan Galaxy akibat tidak adanya saluran pembuangan air yang terintegrasi dengan fasilitas itu.
"Banjir akibat hujan lokal pada Minggu (8/5) kemarin di lokasi tersebut karena volume air yang ditampung di kolam retensi mengalami kelebihan kapasitas tampung, sehingga meluber. Salah kalau dibilang proyek itu tidak bermanfaat," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin.
Peristiwa itu mengakibatkan sejumlah rumah di tiga RW Perumahan Pondok Hijau Permai, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu tergenang air setinggi 1 meter.
Kondisi serupa juga terjadi di Perumahan Galaxy, Kecamatan Bekasi Selatan di mana luapan saluran air dan kolam retensi di lokasi itu meluber ke sejumlah akses jalan utama kawasan itu dengan ketinggian 30 centimeter.
Warga sekitar menuding proyek pembuatan kolam retensi pada 2015 senilai puluhan miliar rupiah di dua kawasan itu tidak bermanfaat untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
Rahmat beralasan, kondisi itu wajar terjadi mengingat fasilitas kolam retensi di dua kawasan itu masih dalam tahap penyempurnaan.
Tahap penyempurnaan yang dimaksud berupa pembuatan sodetan pembuangan air dari kolam retensi menuju ke sejumlah Daerah Aluran Sungai (DAS) yang dilintasinya saat terjadi lonjakan volume air.
"Saat ini kita sedang menggarap proyek lanjutannya berupa pembuatan `outlet` atau saluran pembuangan berupa sipon dan drainase di sekitar lokasi kolam retensi," katanya.
Rahmat mengatakan, peristiwa luapan volume air di lokasi kolam retensi Pengasinan dikarenakan terjadinya sedimentasi di saluran Narogong menuju ke Kali Sasak Jarang, Kabupaten Bekasi, yang saat ini tersumbat oleh sedimentasi lumpur dan sampah.
Selain itu, terdapat gorong-gorong saluran air di bawah Tol Jakarta Cikampek yang juga mengalami situasi serupa.
Lokasi Perumahan Pondok Hijau berada pada elevasi lahan yang lebih rendah dari kolam retensi, sehingga air mengalir ke perumahan warga setempat saat terjadi luapan.
Sementara persoalan banjir yang terjadi Perumahan Galaxy dikarenakan dua kolam retensi di lokasi itu mengalami over kapasitas dan belum ada saluran yang sanggup menampung air buangan dari kolam retensi tersebut.
"Kita sedang upayakan pengadaan sipon (saluran air bawah tanah) untuk mendorong pembuangan air melintasi tol menuju sungai," katanya.
Hingga saat ini pihaknya masih melakukan pemetaan lokasi yang ideal untuk pembuatan sipon tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Banjir akibat hujan lokal pada Minggu (8/5) kemarin di lokasi tersebut karena volume air yang ditampung di kolam retensi mengalami kelebihan kapasitas tampung, sehingga meluber. Salah kalau dibilang proyek itu tidak bermanfaat," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin.
Peristiwa itu mengakibatkan sejumlah rumah di tiga RW Perumahan Pondok Hijau Permai, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu tergenang air setinggi 1 meter.
Kondisi serupa juga terjadi di Perumahan Galaxy, Kecamatan Bekasi Selatan di mana luapan saluran air dan kolam retensi di lokasi itu meluber ke sejumlah akses jalan utama kawasan itu dengan ketinggian 30 centimeter.
Warga sekitar menuding proyek pembuatan kolam retensi pada 2015 senilai puluhan miliar rupiah di dua kawasan itu tidak bermanfaat untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
Rahmat beralasan, kondisi itu wajar terjadi mengingat fasilitas kolam retensi di dua kawasan itu masih dalam tahap penyempurnaan.
Tahap penyempurnaan yang dimaksud berupa pembuatan sodetan pembuangan air dari kolam retensi menuju ke sejumlah Daerah Aluran Sungai (DAS) yang dilintasinya saat terjadi lonjakan volume air.
"Saat ini kita sedang menggarap proyek lanjutannya berupa pembuatan `outlet` atau saluran pembuangan berupa sipon dan drainase di sekitar lokasi kolam retensi," katanya.
Rahmat mengatakan, peristiwa luapan volume air di lokasi kolam retensi Pengasinan dikarenakan terjadinya sedimentasi di saluran Narogong menuju ke Kali Sasak Jarang, Kabupaten Bekasi, yang saat ini tersumbat oleh sedimentasi lumpur dan sampah.
Selain itu, terdapat gorong-gorong saluran air di bawah Tol Jakarta Cikampek yang juga mengalami situasi serupa.
Lokasi Perumahan Pondok Hijau berada pada elevasi lahan yang lebih rendah dari kolam retensi, sehingga air mengalir ke perumahan warga setempat saat terjadi luapan.
Sementara persoalan banjir yang terjadi Perumahan Galaxy dikarenakan dua kolam retensi di lokasi itu mengalami over kapasitas dan belum ada saluran yang sanggup menampung air buangan dari kolam retensi tersebut.
"Kita sedang upayakan pengadaan sipon (saluran air bawah tanah) untuk mendorong pembuangan air melintasi tol menuju sungai," katanya.
Hingga saat ini pihaknya masih melakukan pemetaan lokasi yang ideal untuk pembuatan sipon tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016