Purwakarta (Antara Megapolitan) - Para pelajar di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, membersihkan lingkungan sekolahnya masing-masing dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas, Senin.
"Kami mengarahkan agar para siswa membersihkan lingkungan sekolahnya masing-masing dalam peringatan Hardiknas," kata Bupati setempat Dedi Mulyadi, di Purwakarta.
Sebelum membersihkan lingkungan sekolah, para siswa mengikuti apel atau upacara di sekolahnya masing-masing. Dengan begitu, tidak ada siswa yang bolos dari kegiatan bersih-bersih itu.
"Selain pemeriksaan, perayaan Hardiknas di Purwakarta juga menggelar pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut para siswa," kata dia.
Terkait dengan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. Itu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar siswa yang merokok. Hal tersebut berkaitan dengan etika siswa.
Bupati menyatakan, siswa yang merokok itu tidak mencerminkan perkembangan sistem pendidikan, yang ada hanya kemerosotan pendidikan.
"Kita bisa melihat bagaimana korelasi siswa yang merokok bisa diperhatikan dari aspek pelajaran," kata dia.
Misalnya dari segi kesehatan, dari pendidikan jasmani, segi ekonomi dari pelajaran ekonominya, kimia, biologi ataupun PPKN, perlu ada sebuah korelasi penilaian bagi siswa yang merokok.
Atas hal tersebut, bagi siswa yang masih kedapatan merokok akan dikurangi nilainya. Sedangkan bagi pelajar perokok, tapi berhenti, maka akan mendapatkan nilai plus dua. Selanjutnya, bagi siswa yang tidak merokok mendapatkan satu nilai.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Kami mengarahkan agar para siswa membersihkan lingkungan sekolahnya masing-masing dalam peringatan Hardiknas," kata Bupati setempat Dedi Mulyadi, di Purwakarta.
Sebelum membersihkan lingkungan sekolah, para siswa mengikuti apel atau upacara di sekolahnya masing-masing. Dengan begitu, tidak ada siswa yang bolos dari kegiatan bersih-bersih itu.
"Selain pemeriksaan, perayaan Hardiknas di Purwakarta juga menggelar pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut para siswa," kata dia.
Terkait dengan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. Itu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar siswa yang merokok. Hal tersebut berkaitan dengan etika siswa.
Bupati menyatakan, siswa yang merokok itu tidak mencerminkan perkembangan sistem pendidikan, yang ada hanya kemerosotan pendidikan.
"Kita bisa melihat bagaimana korelasi siswa yang merokok bisa diperhatikan dari aspek pelajaran," kata dia.
Misalnya dari segi kesehatan, dari pendidikan jasmani, segi ekonomi dari pelajaran ekonominya, kimia, biologi ataupun PPKN, perlu ada sebuah korelasi penilaian bagi siswa yang merokok.
Atas hal tersebut, bagi siswa yang masih kedapatan merokok akan dikurangi nilainya. Sedangkan bagi pelajar perokok, tapi berhenti, maka akan mendapatkan nilai plus dua. Selanjutnya, bagi siswa yang tidak merokok mendapatkan satu nilai.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016