Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berupaya menyerap secara maksimal sisa anggaran Rp3,82 triliun dari target belanja dalam APBD 2022 sekitar Rp8,5 triliun.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor, Teuku Mulya di Cibinong, Bogor, Selasa, menyebutkan bahwa seluruh perangkat daerah di Pemkab Bogor baru mampu menyerap sekitar Rp4,67 triliun atau 55 persen dari target belanja.
"Kita koordinasi dengan Unit Layanan Pengadaan (ULP) informasinya sebagian besar pekerjaan sudah masuk lelang. Tinggal nanti bagaimana realisasinya di lapangan. Karena berkaitan juga dengan realisasi serapan anggarannya," terangnya.
Menurut Mulya, penyebab lain yang membuat rendahnya serapan anggaran yaitu alokasi Bagian Hasil Pajak Daerah (BHPRD) sebesar Rp222 miliar, baru terserap sekitar 40 persen atau sekitar 82 miliar untuk tahap I. Sementara sisanya akan dicairkan dalam waktu dekat.
Baca juga: Pemkab Bogor minta proses tender dipercepat
Kemudian, anggaran untuk program Satu Miliar Satu Desa atau Samisade sebesar Rp395 miliar belum digunakan hingga awal September ini.
"Samisade kan alokasinya besar itu belum terserap. Selain itu ada BHPRD yang belum terserap juga seluruhnya," terang Mulya,
Hingga 31 Agustus 2022 beberapa alokasi belanja yang telah terserap yakni, belanja operasi Rp3,4 triliun, belanja modal Rp300 miliar, belanja transfer Rp760 miliar dan belanja tak terduga Rp14 miliar.
Mulya menyebutkan bahwa dalam beberapa rapat evaluasi terakhir, belanja modal juga menjadi perhatian serius Pemkab Bogor. Paslanya, belanja modal sebagian besar berupa pekerjaan infrastruktur.
Baca juga: Tiga dinas krusial serapan anggaran di Bogor dipacu untuk pembangunan
Di samping itu, untuk pendapatan daerah sejauh ini dari target Rp8,5 triliun telah terealisasi sekitar Rp6 triliun atau 70 persen. Mulya meyakini, sektor pendapatan akan melampaui target pada akhir tahun 2022, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bappenda) Kabupaten Bogor, Arif Rahman optimis mengulang tradisi melampaui atau over target Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga ratusan miliar, meski di tengah ancaman inflasi karena pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Meski ada ancaman inflasi, kami optimis PAD tahun ini bisa tercapai, bahkan melebihi target seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Arif.
Baca juga: Lambat serap anggaran, Sekda Kabupaten Bogor panggil kepala dinas
Pasalnya, di era kepemimpinan Ade Yasin-Iwan Setiawan, Pemkab Bogor mengalami kelebihan target PAD hingga ratusan miliar rupiah setiap tahunnya. Pada tahun 2019 kelebihan Rp484 miliar atau 118 persen dari target, tahun 2020 Rp347 miliar atau 114 persen, dan tahun 2021 Rp470 miliar atau 114 persen.(KR-MFS)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor, Teuku Mulya di Cibinong, Bogor, Selasa, menyebutkan bahwa seluruh perangkat daerah di Pemkab Bogor baru mampu menyerap sekitar Rp4,67 triliun atau 55 persen dari target belanja.
"Kita koordinasi dengan Unit Layanan Pengadaan (ULP) informasinya sebagian besar pekerjaan sudah masuk lelang. Tinggal nanti bagaimana realisasinya di lapangan. Karena berkaitan juga dengan realisasi serapan anggarannya," terangnya.
Menurut Mulya, penyebab lain yang membuat rendahnya serapan anggaran yaitu alokasi Bagian Hasil Pajak Daerah (BHPRD) sebesar Rp222 miliar, baru terserap sekitar 40 persen atau sekitar 82 miliar untuk tahap I. Sementara sisanya akan dicairkan dalam waktu dekat.
Baca juga: Pemkab Bogor minta proses tender dipercepat
Kemudian, anggaran untuk program Satu Miliar Satu Desa atau Samisade sebesar Rp395 miliar belum digunakan hingga awal September ini.
"Samisade kan alokasinya besar itu belum terserap. Selain itu ada BHPRD yang belum terserap juga seluruhnya," terang Mulya,
Hingga 31 Agustus 2022 beberapa alokasi belanja yang telah terserap yakni, belanja operasi Rp3,4 triliun, belanja modal Rp300 miliar, belanja transfer Rp760 miliar dan belanja tak terduga Rp14 miliar.
Mulya menyebutkan bahwa dalam beberapa rapat evaluasi terakhir, belanja modal juga menjadi perhatian serius Pemkab Bogor. Paslanya, belanja modal sebagian besar berupa pekerjaan infrastruktur.
Baca juga: Tiga dinas krusial serapan anggaran di Bogor dipacu untuk pembangunan
Di samping itu, untuk pendapatan daerah sejauh ini dari target Rp8,5 triliun telah terealisasi sekitar Rp6 triliun atau 70 persen. Mulya meyakini, sektor pendapatan akan melampaui target pada akhir tahun 2022, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bappenda) Kabupaten Bogor, Arif Rahman optimis mengulang tradisi melampaui atau over target Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga ratusan miliar, meski di tengah ancaman inflasi karena pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Meski ada ancaman inflasi, kami optimis PAD tahun ini bisa tercapai, bahkan melebihi target seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Arif.
Baca juga: Lambat serap anggaran, Sekda Kabupaten Bogor panggil kepala dinas
Pasalnya, di era kepemimpinan Ade Yasin-Iwan Setiawan, Pemkab Bogor mengalami kelebihan target PAD hingga ratusan miliar rupiah setiap tahunnya. Pada tahun 2019 kelebihan Rp484 miliar atau 118 persen dari target, tahun 2020 Rp347 miliar atau 114 persen, dan tahun 2021 Rp470 miliar atau 114 persen.(KR-MFS)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022