Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kabupaten Kepahiang menyebutkan bahwa 10 unit alat pendeteksi gempa bumi di wilayah Provinsi Bengkulu saat ini dalam kondisi baik dan dapat beroperasi dengan normal.
 
Kepala Stasiun Geofisika Kabupaten Kepahiang Litman saat dihubungi via telpon, Jum'at mengatakan, alat pendeteksi dini gempa bumi di Provinsi Bengkulu dalam kondisi baik dan tidak ada bagian yang rusak.
 
 
"Untuk kondisi peralatan pendeteksi gempa di Provinsi Bengkulu dalam kondisi baik dan beroperasi normal," kata Litman.

Sebanyak 10 unit alat pendeteksi gempa tersebut berada di wilayah Muara Sahung Kabupaten Kaur, Desa Batu Bandung Kabupaten Bengkulu Selatan, di Universitas Bengkulu.
 
Kabupaten Kepahiang, Kepulauan Enggano, wilayah Argamakmur dan Marga Sakti Seblat di Kabupaten Bengkulu Utara.
 
Baca juga: Gempa 6,5 magnitudo guncang Bengkulu tidak berpotensi tsunami
 
Selanjutnya wilayah Muara Aman Kabupaten Lebong, wilayah Teramang Jaya dan Air Majunto di Kabupaten Mukomuko.
 
Kemudian untuk sirine peringatan tsunami ada tiga lokasi yang berada di Kota Bengkulu tepatnya di lokasi Sport Center, kantor PMI Kota Bengkulu dan Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bengkulu juga dalam kondisi baik.
 
"Kami BMKG melakukan pengamatan dan analisa kejadian gempa bumi 24jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu. Dalam waktu kurang dari 5 Menit, hasil analisa harus segera disebarkan," ujarnya.
 
Litman menghimbau kepada seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu untuk tetap waspada dan tetap melakukan aktivitas seperti biasa
 
Sebab potensi gempa dan tsunami yang akan terjadi tersebut bukan sesuatu hal yang baru karena Provinsi Bengkulu merupakan wilayah atau daerah rawan terjadinya gempa bumi dan tsunami.
 
Serta tidak mudah terpancing dengan informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan selalu melakukan konfirmasi dengan pihak BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
 
Sementara itu, Pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda BMKG Kepahiang Sabar Ardiansyah menegaskan bahwa bila akan terjadi gempa yang berpotensi terjadinya tsunami maka ketiga sirine tersebut akan mengeluarkan suara lantang untuk memberi informasi kepada masyarakat.

Baca juga: Gempa 5,4 magnitudo guncang Laut Flores di dua tempat berbeda Sabtu siang

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Pulau Baai Kota Bengkulu meminta kepada masyarakat Provinsi Bengkulu untuk waspada terkait potensi akan terjadi gempa dengan kekuatan maksimal 8,9 magnitudo yang berpusat di wilayah Kabupaten Mukomuko.

Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Anang Anwar di Bengkulu, Kamis mengatakan gempa tersebut juga berpotensi terjadinya tsunami dengan ketinggian ombak mencapai 15 meter.

"Bengkulu berpotensi terjadi gempa bumi mencapai 8,9 magnitudo yang menimbulkan adanya gelombang tsunami mencapai 15 meter," kata Anang.
 
Ia menjelaskan, potensi gempa bumi tersebut akan terjadi ketika lempeng bumi yang berada di wilayah perairan Kabupaten Mukomuko dekat dengan wilayah perairan kepulauan Mentawai Sumatera barat pecah.
 
Namun hingga saat ini kondisi lempeng bumi tersebut belum pecah dan masyarakat diminta untuk tetap waspada dan tidak panik.
 
Sebab Provinsi Bengkulu merupakan wilayah yang dilalui oleh rangkaian gunung berapi atau ring of fire sehingga berpotensi terjadinya gempa bumi dengan kekuatan yang besar jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya.

Baca juga: Gempa magnitudo 5,8 terjadi di Bengkulu

"Wilayah Provinsi Bengkulu berpeluang terjadinya pergeseran lempeng itu cukup besar," ujarnya.
 
Meskipun Provinsi Bengkulu merupakan wilayah yang sering terjadi gempa, namun jika wilayah Bengkulu tidak terjadi gempa maka masyarakat harus khawatir.
 
Sebab Bengkulu memiliki potensi gempa yang sangat besar sekali yaitu mencapai sekitar 8,4 magnitudo dan pernah terjadi pada 1844.

"Jika di Bengkulu gempa masyarakat jangan khawatir, malah dengan adanya gempa lebih bersyukur karena gempa terjadi tidak langsung sekaligus tapi secara perlahan lahan," terangnya.
 
Lanjut Anang, dengan terjadinya gempa dengan kekuatan kecil menyebabkan pelepasan energi di lempeng bumi akan terjadi terus menerus sehingga mengurangi terjadinya gempa besar di Bengkulu.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022