Bekasi (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyoroti ketidaksiapan sejumlah sekolah dalam menyelenggarakan Ujian Nasional 2016 di wilayah setempat pada hari perdana penyelenggaraan Senin pagi.

"Saat ini ada sekitar 10 persen dari total 228 sekolah penyelenggara UN 2016 yang masih menginduk pada sekolah lain," katanya di Bekasi.

Hal itu diketahui Rahmat saat melakukan peninjauan pelaksanaan UN perdana di SMAN 1 Kota Bekasi Jalan Agus Salim, Bekasi Timur bersama jajaran Dinas Pendidikan setempat.

Menurut dia, sekolah yang menginduk itu diketahui mengalami persoalan keterbatasan siswa, sumber daya manusia dan juga fasilitas pendukung lainnya.

Menurut Rahmat, jumlah sekolah yang menginduk itu didominasi oleh sekolah swasta di wilayah itu.

"Sekolah yang menginduk itu bukan berarti bangunan sekolahnya kurang. Karena ada beberapa aspek kekurangan, seperti murid dan SDM hingga tidak siap selenggarakan UN," katanya.

Rahmat menilai hal itu sebagai sebuah persoalan yang menjadi tanggung jawab pihaknya untuk segera dibenahi.

"Yang kita harapkan pendidikan di Kota Bekasi bukan hanya terkait kuantitasnya, tapi juga kualitasnya. Ini tanggung jawab Pemkot Bekasi," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Rudi Sabarudin mengatakan ada sedikitnya 11 sekolah di wliayah setempat yang dilaporkan mengikuti UN dengan cara menginduk ke sejumlah sekolah di 12 kecamatan setempat.

"Yang menumpang SMA sebanyak enam sekolah dan SMK sebanyak lima sekolah. Namun saya tidak bisa menyebutkan satu per satu sekolahnya karena persoalan etika," katanya.

Menurut dia, jumlah siswa yang menumpang UN itu berjumlah 135 siswa dengan alasan belum terakreditasi dan jumlah siswa di bawah 20 orang.

Adapun total sekolah yang menyelenggarakan UN 2016 berjumlah total 228 sekolah, dengan rincian SMA 119 sekolah dan SMK 141 sekolah, sementara sisanya MA.

"Peserta UN SMA 15.078 orang dan SMK sebanyak 21.756 siswa," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016