Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menyelenggarakan Kuliah Umum dengan menghadirkan secara langsung Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) di Aula Kampus Cibalagung (05/08).

Kuliah umum ini merupakan salah satu dari rangkaian peringatan Dies Natalis Polbangtan Bogor yang ke-4 setelah Webinar Pengabdian Masyarakat dan Webinar Internasional mengenai Ketahanan Pangan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi selaku narasumber memberikan kuliahnya tentang Diversifikasi Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional. Dedi mengatakan keterpurukan produksi yang tidak diimbangi dengan konsumsi yang seimbang.

Baca juga: Didapuk menjadi Duta BPOM, mahasiswa Polbangtan Kementan siap wakili tingkat nasional
Baca juga: Polbangtan Kementan bersama Pemkab Bogor gelar Sekolah Lapangan Penanganan Stunting

Dedi juga membahas tentang bahayanya krisis pangan yang menjadi global. “Global warming menyebabkan seluruh ekosistem yang ada dimuka bumi ini terganggu termasuk ekosistem pertanian, dan dampak dampak yang terjadi oleh pemanasan global”, ujarnya.

 “Sejak awal tahun 2022 ini pasokan pangan di global sudah menurun secara signifikan, hukum ekonomi pasti berlaku, dan harga akan melejit, ini yang kita rasakan pada saat ini”, ujar Dedi.

Setelah itu, Dedi Nursyamsi memberikan cara agar menghadapi krisis pangan global adalah dengan cara mengganti produk pangan supaya tidak terjadi krisis berkepanjangan. Menurutnya, petani milenial masa kini harus bisa memiliki visi dan kreatif mencari alternatif pangan pengganti untuk mulai dikenalkan dan dikonsumsi oleh masyarakat.

Baca juga: Pastikan hewan ternak sehat, mahasiswa Polbangtan Kementan aktif jadi Satgas PMK

“Ganti beras dan gandum dengan ubi, singkong, jagung. Jangan mau dikalahkan oleh krisis. Petani milenial yang kreatif akan selalu punya cara agar produk olahan tetap berproduksi dengan mencari alternatif pengganti”, lanjutnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berpendapat jika generasi milenial petani Indonesia dapat mempercepat akses pasar di pertanian. Menurutnya, petani milenial harus menanam yang disukai dan diminati pasar. Pertanian harus berujung pada kebutuhan pasar, baik dalam negeri ataupun pasar dunia.

Pewarta: Ardianinda Wisda/Polbangtan Bogor

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022