Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meyakini laju investasi masih tetap moncer meski IMF menyatakan prospek ekonomi global pada tahun 2023 suram dan akan lebih sulit.
Optimisme Bahlil berdasarkan masih adanya komitmen investasi untuk masuk pada 2023, demikian pula realisasi investasi yang berlanjut dari proyek yang sudah berjalan tahun ini.
"Insya Allah saya yakin bisa karena kita mempunyai beberapa data investasi yang berprospek untuk masuk ke Indonesia pada 2023. Di samping itu, sebagian investasi yang sudah jalan di 2022, tidak mungkin pabrik mereka akan disetop. Kan di 2022 ada yang baru selesai 50 persen, 60 persen, yang akan dilanjutkan ke 2023," katanya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin.
Baca juga: KSP: Stabilitas harga barang dan jasa pacu pertumbuhan ekonomi 5,44 persen
Baca juga: Pakar: IKN harus terkoneksi kota di sekitarnya agar rantai pasok dapat berkelanjutan
Bahlil mengungkapkan, sebagaimana arahan Presiden Jokowi, Kementerian Investasi diminta agar tidak hanya mendorong investasi dengan teknologi tinggi tetapi juga teknologi yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
"Itu yang sekarang kita clear-kan. Jadi investasi naik, tapi lapangan pekerjaannya juga harus imbang," imbuhnya.
Lebih lanjut, Bahlil mengaku tidak sependapat terkait prospek ekonomi global yang dinilai akan suram pada tahun depan. Menurut dia, kondisi ekonomi global memang tidak menentu, namun hal itu tidak menjadi rujukan dalam pengelolaan ekonomi dunia atau semua negara.
Baca juga: Sri Mulyani sebut langkah agresif The Fed pengaruhi ekonomi global
"Saya kadang agak kurang sependapat, kalau diasumsikan bahwa ekonomi 2023 itu suram. Saya tidak bermaksud mengatakan begitu, tapi kondisi ekonomi global tidak menentu, iya, saya setuju. Dan sekarang ini tidak ada satu rujukan yang komprehensif untuk itu dijadikan referensi dalam pengelolaan ekonomi dunia atau negara masing-masing," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Prospek ekonomi 2023 suram, Bahlil yakinkan investasi masih moncer
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Optimisme Bahlil berdasarkan masih adanya komitmen investasi untuk masuk pada 2023, demikian pula realisasi investasi yang berlanjut dari proyek yang sudah berjalan tahun ini.
"Insya Allah saya yakin bisa karena kita mempunyai beberapa data investasi yang berprospek untuk masuk ke Indonesia pada 2023. Di samping itu, sebagian investasi yang sudah jalan di 2022, tidak mungkin pabrik mereka akan disetop. Kan di 2022 ada yang baru selesai 50 persen, 60 persen, yang akan dilanjutkan ke 2023," katanya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin.
Baca juga: KSP: Stabilitas harga barang dan jasa pacu pertumbuhan ekonomi 5,44 persen
Baca juga: Pakar: IKN harus terkoneksi kota di sekitarnya agar rantai pasok dapat berkelanjutan
Bahlil mengungkapkan, sebagaimana arahan Presiden Jokowi, Kementerian Investasi diminta agar tidak hanya mendorong investasi dengan teknologi tinggi tetapi juga teknologi yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
"Itu yang sekarang kita clear-kan. Jadi investasi naik, tapi lapangan pekerjaannya juga harus imbang," imbuhnya.
Lebih lanjut, Bahlil mengaku tidak sependapat terkait prospek ekonomi global yang dinilai akan suram pada tahun depan. Menurut dia, kondisi ekonomi global memang tidak menentu, namun hal itu tidak menjadi rujukan dalam pengelolaan ekonomi dunia atau semua negara.
Baca juga: Sri Mulyani sebut langkah agresif The Fed pengaruhi ekonomi global
"Saya kadang agak kurang sependapat, kalau diasumsikan bahwa ekonomi 2023 itu suram. Saya tidak bermaksud mengatakan begitu, tapi kondisi ekonomi global tidak menentu, iya, saya setuju. Dan sekarang ini tidak ada satu rujukan yang komprehensif untuk itu dijadikan referensi dalam pengelolaan ekonomi dunia atau negara masing-masing," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Prospek ekonomi 2023 suram, Bahlil yakinkan investasi masih moncer
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022