Kader posyandu harus memahami keterkaitan sunting dengan kesehatan gigi sehingga bisa meneruskan kepada masyarakat, khususnya para ibu dan orang tua, kata Kepala Departemen Oral Biologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia drg Lisa Rinanda Amir.
"Gizi kurang ketika masa pembentukan gigi pada janin dimulai dari usia enam minggu itu akan pengaruhi kualitas giginya, struktur gigi lebih rentan terhadap penyakit," kata dia di Labuan Bajo, Kamis.
Ia mengatakan hal itu dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di Desa Nggorang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Di hadapan para kader posyandu Desa Nggorang dan guru, para dokter gigi dari FKG UI menjelaskan bahwa gizi kurang akan memengaruhi kualitas gigi. Jika asupan gizi ibu hamil kurang maka pertumbuhan struktur gigi pada janin tidak kuat.
Hal itu akan mengakibatkan anak rentan mengalami gigi berlubang dan sakit. Dampaknya, antara lain anak tidak mau makan sehingga kembali tidak memiliki asupan nutrisi yang optimal pada tubuhnya, yang menjadi salah satu penyebab stunting.
Lisa mengatakan pencegahan stunting dalam kaitan dengan kesehatan gigi dan mulut juga harus dilakukan sejak 1.000 hari pertama kehidupan, yakni awal kehamilan hingga dua tahun setelah lahir.
"Artinya, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti nutrisi agar tumbuh kembang anak optimal selama 1.000 hari pertama kehidupan itu," katanya.
Baca juga: FKG UI lakukan pengadian masyarakat di Manggarai Barat NTT
Baca juga: RSKGM UI ditargetkan jadi rumah sakit berkelas internasional
Ia menyarankan para ibu hamil mengonsumsi makanan seimbang dan mencukupi kandungan karena berpengaruh baik bagi pertumbuhan gigi dan tulang.
Ia juga mengatakan pentingnya para kader dan guru mengetahui mekanisme penyikatan gigi yang baik dan benar supaya bisa meneruskan pengetahuan itu kepada para siswa dan masyarakat umum.
"Mungkin kelihatan sepele, tapi menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan sesederhana menyikat gigi secara rutin," ungkapnya.
Seorang kader Posyandu Dusun 1 Desa Nggorang Angela Merci Nium mengakui pentingnya kegiatan itu karena memberikan pengetahuan dan pemahaman yang baik terkait dengan stunting dan pengaruhnya terhadap kesehatan gigi serta mulut.
"Kalau gigi baik maka anak bisa makan gizi seimbang, dan pertumbuhan anak menjadi lebih baik," kata dia.
Penyebarluasan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut dalam kaitan dengan pencegahan stunting dan pengobatan gigi kasus terbatas berlangsung sejak 2 hingga 5 Agustus 2022, bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Flores, Nusa Tenggara Timur
Sebanyak 49 orang terlibat dalam kegiatan itu, yakni 11 dosen Departemen Oral Biologi FKG UI, 17 mahasiswa FKG UI, dan 21 dokter gigi yang tergabung dalam PDGI Flores.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kader posyandu harus pahami kaitan stunting-kesehatan gigi
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Gizi kurang ketika masa pembentukan gigi pada janin dimulai dari usia enam minggu itu akan pengaruhi kualitas giginya, struktur gigi lebih rentan terhadap penyakit," kata dia di Labuan Bajo, Kamis.
Ia mengatakan hal itu dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di Desa Nggorang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Di hadapan para kader posyandu Desa Nggorang dan guru, para dokter gigi dari FKG UI menjelaskan bahwa gizi kurang akan memengaruhi kualitas gigi. Jika asupan gizi ibu hamil kurang maka pertumbuhan struktur gigi pada janin tidak kuat.
Hal itu akan mengakibatkan anak rentan mengalami gigi berlubang dan sakit. Dampaknya, antara lain anak tidak mau makan sehingga kembali tidak memiliki asupan nutrisi yang optimal pada tubuhnya, yang menjadi salah satu penyebab stunting.
Lisa mengatakan pencegahan stunting dalam kaitan dengan kesehatan gigi dan mulut juga harus dilakukan sejak 1.000 hari pertama kehidupan, yakni awal kehamilan hingga dua tahun setelah lahir.
"Artinya, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti nutrisi agar tumbuh kembang anak optimal selama 1.000 hari pertama kehidupan itu," katanya.
Baca juga: FKG UI lakukan pengadian masyarakat di Manggarai Barat NTT
Baca juga: RSKGM UI ditargetkan jadi rumah sakit berkelas internasional
Ia menyarankan para ibu hamil mengonsumsi makanan seimbang dan mencukupi kandungan karena berpengaruh baik bagi pertumbuhan gigi dan tulang.
Ia juga mengatakan pentingnya para kader dan guru mengetahui mekanisme penyikatan gigi yang baik dan benar supaya bisa meneruskan pengetahuan itu kepada para siswa dan masyarakat umum.
"Mungkin kelihatan sepele, tapi menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan sesederhana menyikat gigi secara rutin," ungkapnya.
Seorang kader Posyandu Dusun 1 Desa Nggorang Angela Merci Nium mengakui pentingnya kegiatan itu karena memberikan pengetahuan dan pemahaman yang baik terkait dengan stunting dan pengaruhnya terhadap kesehatan gigi serta mulut.
"Kalau gigi baik maka anak bisa makan gizi seimbang, dan pertumbuhan anak menjadi lebih baik," kata dia.
Penyebarluasan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut dalam kaitan dengan pencegahan stunting dan pengobatan gigi kasus terbatas berlangsung sejak 2 hingga 5 Agustus 2022, bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Flores, Nusa Tenggara Timur
Sebanyak 49 orang terlibat dalam kegiatan itu, yakni 11 dosen Departemen Oral Biologi FKG UI, 17 mahasiswa FKG UI, dan 21 dokter gigi yang tergabung dalam PDGI Flores.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kader posyandu harus pahami kaitan stunting-kesehatan gigi
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022