Di era revolusi industri 4.0 saat ini, sektor pertanian turut mengalami berbagai perubahan besar yang mengikutsertakan unsur teknologi dalam berbagai tahapan produksinya. Perubahan tersebut dimungkinkan oleh keinginan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian berkali lipat dari sebelumnya serta mendapatkan hasil pertanian yang berkualitas, namun dengan mengedepankan efektivitas dan efisiensi dalam berbagai bidang yang mendukungnya.

Sektor pangan selalu menjadi perhatian setiap negara karena itu seiring berjalannya waktu, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi dapat memberi pengaruh  kepada setiap aspek kehidupan di Indonesia. Kegiatan Pelatihan Agribisnis Smart Farming ini membuat upaya membangun ekosistem pemberdayaan milenial melalui pembinaan dan pengembangan ekosistem pertanian digital dari hulu ke hilir. Agar bisa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pertanian yang unggul dan adaptif terhadap teknologi.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), meyakini kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.

Baca juga: Sambangi Kampus Polbangtan Kementan, AERES University Belanda siap jalin kerja sama Tridharma

"Generasi Z juga harus bisa mengikuti perkembangan dari zaman, harus berani menjadi petani yang modern atau mendirikan start-up pertanian,” tegas Mentan Syahrul.

Mendukung hal tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melalui Youth Enterpreneurship Supporting Services (YESS) Programme mengadakan Pelatihan Agribisnis Smart Farming Batch 2 diikuti oleh  2 orang Young Ambassador dan 40 orang penerima manfaat program YESS.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi a menegaskan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda.

"Petani milenial juga berperan penting dalam menjaga kestabilan pangan nasional. Petani milenial wajib melek teknologi saling berkolaborasi dengan penyuluh dan insan tani lain, saling menguntungkan," katanya.

Baca juga: One Step Closer! akui profesi mahasiswa Polbangtan, Kementan gelar sosialisasi sertifikasi

Selama sepekan (25-31 Juli 2022),mereka dilatih terkait pemanfaatan smart farming sebagai upaya membangun ekosistem pemberdayaan milenial calon petani Indonesia melalui pembinaan dan pengembangan yang unggul dan adaptif terhadap teknologi agar sumber daya manusia pertanian di Indonesia meningkat dan menciptakan petani-petani milenial yang unggul.

Pendalaman terkait materi  kewirausahaan disampaikan oleh  Sidi Asmono, Role of Smart Farming oleh Netti Tinaprilla. Tak hanya itu, 42 peserta pelatihan di bekali  peningkatan nilai tambah usaha agribisnis, potensi bisnis dan strategi pemasaran agribisnis, jejaring pemasaran dan kemitraan, pengelolaan resiko bisnis pertanian, penyusunan proposal usaha dan laporan keuangan serta pentingnya media promosi dan pemasaran.

Baca juga: Polbangtan Kementan lakukan assesment sebagai syarat masuk mahasiswa Program RPL tahun 2022

Diharapkan melalui kegiatan ini para petani milenial dapat menerapkan teknologi smart farming untuk meningkatkan produktivitas di sektor pertanian serta dapat meningkatkan skala usahanya melalui akses permodalan oleh Perbankan. Hairul Effendi salah satu penerima manfaat program YESS yang mengikuti pelatihan ini mengatakan hadirnya program YESS memberikan asa baru bagi petani millenial.

“Tak hanya pengalaman, pengetahuan serta wawasan terkait peningkatan usaha kami dapatkan selama kami mengikuti pelatihan ini”, ungkap Hairul.

Pewarta: Ardianinda Wisda/YESS PPIU Jabar

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022