Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengajak para santri untuk bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan dalam Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Listyo Sigit Prabowo menyatajkan hal tersebut dalam sambutannya pada kegiatan "Doa Polri untuk Negeri dan Pesantren Kawal NKRI"
dalam rangkaian Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren, di Pondok Buntet Pesantren, Kabupaten Cirebon, seperti dikutip dari keterangan yang dierima, Rabu.
"Kita harus sepakat bahwa persatuan dan kesatuan harus terus dijaga. NKRI harga mati. Kita harus mewariskan semangat persatuan kepada generasi muda sehingga visi Indonesia emas pada tahun 2045 dapat tercapai," kata Kapolri.
Menurut dia, Indonesia memiliki keragaman suku dan budaya, dan hal itulah yang membuat negara maju. Jika keberagaman tersebut dihilangkan atau dirusak, kata dia, maka berpotensi menimbulkan permusuhan antar sesama saudara sebangsa Tanah Air.
Baca juga: Polri dan Pesantren Buntet siap gelar "Doa untuk Negeri"
Baca juga: Kapolri: penyidikan dan penyidikan kasus ajudan Ferdy Sambo diawasi tim profesional
‘’Karena itu kita harus sepakat terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,’’ katanya.
Pada kesempatan tersebut, Kapolri mengingatkan, bahwa persatuan dan kesatuan tersebut setiap saat menjadi kunci utama dalam menjaga keutuhan NKRI.
Kapolri menegaskan, ideologi Pancasila sudah final dan tidak bisa ditawar lagi, karena saat ini banyak oknum tidak bertanggung jawab yang mencoba meninggalkannya.
“Saya juga memohon kepada para kiai, ulama, dan santri untuk bersama-sama menjaga Indonesia, menjaga NKRI, dan menjaga Pancasila. Kalau ada yang mencoba membawa ke arah lain, kita ingatkan karena ini menjadi tugas kita bersama,’’ tuturnya.
Menurut dia, tugas Polri dalam menjaga stabilitas kamtibmas juga tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari para ulama, kiai, dan santri, khususnya dari Pondok Buntet Pesantren.
Pondok Buntet Pesantren Cirebon menggelar kegiatan "Doa Polri untuk Negeri dan Pesantren Kawal NKRI" di Cirebon, Selasa (26/7) malam, yang dihadiri antara lain oleh ulama se-wilayah Cirebon, Brebes, dan Tegal, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Deklarasi Pesantren Kawal NKRI dibacakan oleh Ketua YLPI Pondok Buntet Pesantren KH Salman Al Farisi. Dalam deklarasi tersebut, KH Salman menuturkan pesantren senantiasa menjadi benteng dalam mempertahankan NKRI.
Baca juga: Kapolri janji selesaikan kasus baku tembak antaranggota
Bersama pemerintah dan Polri, KH Salman menyampaikan, pesantren akan memperkuat persatuan dan keharmonisan dalam keberagaman.
"Kami bersama-sama akan selalu memperkuat komitmen menjaga persatuan dan keharmonisan di tengah keberagaman," ucap KH Salman.
KH Salman juga menyatakan mengapresiasi kinerja Presiden Republik Indonesia dan Kapolri yang sigap dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di Indonesia.
"Pemerintah dan Polri secara masif melakukan bakti sosial di masyarakat, sehingga dekat dengan seluruh lapisan masyarakat," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Listyo Sigit Prabowo menyatajkan hal tersebut dalam sambutannya pada kegiatan "Doa Polri untuk Negeri dan Pesantren Kawal NKRI"
dalam rangkaian Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren, di Pondok Buntet Pesantren, Kabupaten Cirebon, seperti dikutip dari keterangan yang dierima, Rabu.
"Kita harus sepakat bahwa persatuan dan kesatuan harus terus dijaga. NKRI harga mati. Kita harus mewariskan semangat persatuan kepada generasi muda sehingga visi Indonesia emas pada tahun 2045 dapat tercapai," kata Kapolri.
Menurut dia, Indonesia memiliki keragaman suku dan budaya, dan hal itulah yang membuat negara maju. Jika keberagaman tersebut dihilangkan atau dirusak, kata dia, maka berpotensi menimbulkan permusuhan antar sesama saudara sebangsa Tanah Air.
Baca juga: Polri dan Pesantren Buntet siap gelar "Doa untuk Negeri"
Baca juga: Kapolri: penyidikan dan penyidikan kasus ajudan Ferdy Sambo diawasi tim profesional
‘’Karena itu kita harus sepakat terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,’’ katanya.
Pada kesempatan tersebut, Kapolri mengingatkan, bahwa persatuan dan kesatuan tersebut setiap saat menjadi kunci utama dalam menjaga keutuhan NKRI.
Kapolri menegaskan, ideologi Pancasila sudah final dan tidak bisa ditawar lagi, karena saat ini banyak oknum tidak bertanggung jawab yang mencoba meninggalkannya.
“Saya juga memohon kepada para kiai, ulama, dan santri untuk bersama-sama menjaga Indonesia, menjaga NKRI, dan menjaga Pancasila. Kalau ada yang mencoba membawa ke arah lain, kita ingatkan karena ini menjadi tugas kita bersama,’’ tuturnya.
Menurut dia, tugas Polri dalam menjaga stabilitas kamtibmas juga tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari para ulama, kiai, dan santri, khususnya dari Pondok Buntet Pesantren.
Pondok Buntet Pesantren Cirebon menggelar kegiatan "Doa Polri untuk Negeri dan Pesantren Kawal NKRI" di Cirebon, Selasa (26/7) malam, yang dihadiri antara lain oleh ulama se-wilayah Cirebon, Brebes, dan Tegal, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Deklarasi Pesantren Kawal NKRI dibacakan oleh Ketua YLPI Pondok Buntet Pesantren KH Salman Al Farisi. Dalam deklarasi tersebut, KH Salman menuturkan pesantren senantiasa menjadi benteng dalam mempertahankan NKRI.
Baca juga: Kapolri janji selesaikan kasus baku tembak antaranggota
Bersama pemerintah dan Polri, KH Salman menyampaikan, pesantren akan memperkuat persatuan dan keharmonisan dalam keberagaman.
"Kami bersama-sama akan selalu memperkuat komitmen menjaga persatuan dan keharmonisan di tengah keberagaman," ucap KH Salman.
KH Salman juga menyatakan mengapresiasi kinerja Presiden Republik Indonesia dan Kapolri yang sigap dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di Indonesia.
"Pemerintah dan Polri secara masif melakukan bakti sosial di masyarakat, sehingga dekat dengan seluruh lapisan masyarakat," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022