Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencatat angka kasus kekerasan anak dan perempuan di daerah itu tahun ini melonjak drastis dibandingkan tahun 2021 lalu.

"Kami mengimbau untuk melaporkan kekerasan yang dialami, jangan takut, kami pastikan akan melindungi setiap pelapor yang datang ke kita," katanya.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bekasi telah menyiapkan tempat penampungan sementara bagi anak dan perempuan yang menjadi korban kekerasan agar kekerasan serupa tidak terulang kembali.

Baca juga: Polres Bekasi ringkus pria setubuhi bocah hingga hamil
Baca juga: Pemkot Bekasi komitmen wujudkan predikat kota ramah anak

"Kami memang ada rumah singgah yang khusus menampung korban kekerasan perempuan dan anak. Lokasi tersebut kami rahasiakan dengan alasan demi keamanan," kata Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak pada DP3A Kabupaten Bekasi Fahrul Fauzi.

Di rumah singgah itu, para korban kekerasan diberikan pendampingan psikologis untuk mengatasi trauma yang dialami ketika mereka menjadi korban kekerasan, baik penganiayaan maupun seksual.

"Kami akan mendampingi korban kekerasan agar peristiwa serupa tidak terulang lagi. Kalau kondisi mereka masih dirawat, seperti kasus penyiraman air keras kemarin, pendampingan kami lakukan di rumah sakit," ucapnya.

Baca juga: Seorang siswa SD Bekasi jadi korban kekerasan seksual

Pihaknya juga berkepentingan untuk memastikan agar kebutuhan sandang dan pangan para korban terpenuhi sehingga mereka tidak hanya dipulihkan secara mental, namun juga kondisi fisiknya.

"Kalau ibu yang jadi korban, masih punya bayi, kami berikan susu formula, vitamin, dan makanan di rumah tersebut," katanya.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022