Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengungkap penyebab harga rajungan di daerahnya turun hingga Rp40 ribu per kilogram dari harga sebelumnya yang bisa lebih dari Rp100 ribu per kilogram adalah karena ada kendala ekspor. 

"Harga rajungan saat ini mencapai titik nadir, di kisaran Rp40 ribu per kilogram padahal sebelumnya harganya bisa di atas Rp100 ribu," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan Karawang Abu Bukhari, di Karawang, Selasa.

Ia menyampaikan, penurunan harga rajungan tidak hanya terjadi di Karawang, tetapi terjadi juga di sejumlah daerah lain.

Menurut dia, ekspor rajungan yang terhambat telah membuat harga komoditas rajungan anjlok di pasaran lokal.

Ia mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab ekspor rajungan yang kini mengalami kendala namun yang pasti, hal itu membuat kondisi nelayan rajungan menjadi sulit.

“Kalau dikembalikan pada harga normal kebutuhan lokal, ya normalnya harga rajungan itu memang Rp40 ribu kalau kebutuhan lokal. Harganya bisa tinggi karena ada permintaan dari luar," katanya. 

Ia menegaskan bahwa Dinas Perikanan Karawang tidak bisa mengontrol mekanisme pasar. 

Menurut dia, proses ekspor itu dilakukan melalui pengepul atau agen, yang diteruskan ke pabrik.

Sejak bulan lalu, ekspor berkurang, sehingga para eksportir akhirnya sulit untuk menerima pasokan rajungan dari nelayan.

“Sistem ekonomi yang kita pakai ya, semua diserahkan kepada mekanisme pasar. Ketika permintaannya tinggi kemudian suplai, produksinya rendah, otomatis tinggi harga rajungan bisa sampai Rp100 ribu lebih per kilogram, karena itu sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, permintaan dan suplai,” kata dia. 

Atas hal tersebut, ketika sekarang permintaan untuk ekspor itu kurang, otomatis itu mempengaruhi harga pasaran.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022