Shanghai (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Kepolisian China menahan 37 orang dalam perluasan skandal perdagangan vaksin gelap, kata kantor berita tentang perkara disebut mengungkap celah mencolok dalam perdagangan terbesar kedua obat di dunia oleh Perdana Menteri Li Keqiang, kata kantor berita.

Kepolisian melakukan penangkapan di Shandong, provinsi timur di pusat skandal itu, kata kantor berita negara Xinhua pada Rabu. Penangkapan tersebut dilakukan setelah muncul perkara melibatkan vaksin gelap senilai hampir 90 juta dolar Amerika, yang muncul pada pekan lalu.

Skandal itu, yang memicu perdebatan sengit di China, memberikan bayangan atas napsu Beijing meningkatkan pasar obat dalam negeri dan menggarisbawahi tantangan untuk mengatur rantai luas dan terpisah produksi obat.

Permasalahan peraturan, dari makanan dan obat hingga perdagangan berjaringan, menjadi semakin rawan perdebatan di China saat mereka berusaha menyingkirkan reputasi buruknya terkait mutu dan keselamatan. Meskipun demikian, pihak berwenang menunjuk kekurangan sumber daya dan personel untuk dapat mengatur sektor mereka.

"Kasus terkait keamanan vaksin ini telah memicu perhatian khusus, dan menunjukkan bahwa terdapat banyak celah dalam regulasi yang ada," Perdana Menteri li mengatakan dalam sebuah pernyataan di laman resmi pemerintahan pusat.

Li mengatakan bahwa pihak berwenang sebaiknya meningkatkan sistem pengaturan terkait produksi dan distribusi vaksin dan tidak menenggang segala penyelewengan terkait yang terjadi.

Kementerian kesehatan China yang dikutip oleh Xinhua, mengatakan bahwa mereka belum menemukan kejadian terkait reaksi abnormal terhadap vaksinasi. Vaksin tersebut, yang termasuk di dalamnya vaksin untul meningitis, rabies dan penyakit lainnya, diduga diperjualbelikan dalam jumlah besar di sejumlah provinsi di China sejak 2011.

Orangtua, yang marah, menyuarakan kekhawatiran mereka di internet. Seorang ibu mengatakan bahwa dia ingin membawa anaknya keluar dari China untuk melarikan diri dari "susu beracun, minyak selokan dan vaksin yang tidak manjur".

"Sepertinya setiap hari kami diperdaya oleh sesuatu, dan tidak ada seorangpun yang datang untuk menyelesaikannya," kata dia dalam laman tenar China, Sina Weibo, dengan nama "Sunziyue".

Kepolisian mengatakan seorang ibu dan anak perempuan di Shandong telah membeli vaksin secara ilegal dari pedagang dan menjualnya kepada ratusan penjual kecil di penjuru negeri, menurut sebuah pemberitahuan dari Departemen Keamanan Publik Shandong.

Shandong Zhaoxin Bio-tech Co, salah satu dari tiga perusahaan farmasi yang sedang diperiksa, juga telah diperintahkan untuk menghentikan kegiatan mereka dan mencabut izin mereka, Xinhua mengatakan. Perusahaan itu menolak untuk memberikan komentar ketika dihubungi oleh media pada Rabu.

Xinhua mengatakan bahwa kasus tersebut akan dipantau oleh pengadilan tinggi China.

Penerjemah: Mabrian/B. Soekapdjo.
    

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016