Bogor (Antara Megapolitan) - Keluarga Sertu Bagus Rizka Perdana yang gugur dalam kecelakaan jatuhnya pesawat helikopter milik TNI AD di Poso, Sulasewi Tengah, menantikan kepulangan jenazah agar bisa segera dimakamkan.
"Keluarga mengharapkan jenazah bisa dibawa ke Bogor dan dimakamkan di sini, tetapi semua tergantung keputusan komandannya, keluarga sudah ikhlas," kata Miarti (56) ibu mertua Sertu Bagus, saat dihubungi di Bogor, Senin.
Pihak keluarga mertua Sertu Bagus telah menggelar tahlilan, sejumlah tamu dan kerabat berdatangan ke rumah duka yang terletak di Desa Cijujung RT 02/ RW 05, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sebuah karangan bunga ucapan belasungkawa terpampang di depan rumah mertua Serta Bagus, kiriman dari Danpuspenrab Brigjen TNI Benny Susianto.
Sertu Bagus pergi meninggalkan seorang istri bernama Novia Nurwidati dan seorang Putera yang baru berusia lima bulan bernama Nouval Raihan.
Menurut Miarti, pihak keluarga baru mengetahui kabar kecelakaan heli yang ditumpangi oleh Sertu Bagus dari televisi. Informasi tersebut diperkuat setelah pihak institusi tempat Bagus mengabarkan peristiwa kecelakaan tersebut.
"Awalnya tahu dari televisi, tidak lama kemudian komandannya menelepon menyampaikan kabar bahwa Bagus menjadi korban kecelakaan heli," kata Miarti.
Menurut Miarti, pihak keluarga sudah mendapat firasat saat Sertu Bagus hendak berangkat ke Poso, anaknya selalu menangis. Bagus berangkat dari rumah mertuanya pada Jumat (19/3) lalu.
"Waktu berangkat diantar oleh istri dan keluarganya menuju Pondok Cabe karena mau bertugas ke Poso," katanya.
Saat hendak berangkat, anak Sertu Bagus dititipkan kepada ibu mertuanya, sementara istrinya pergi mengantarkannya dan melepas keberangkatannya.
"Saya diminta menjaga cucu di rumah. Bagus dan istri berangkat ke Pondok Cabe. Selama ditinggal pergi, anaknya menangis terus, padahal tidak biasanya begitu," katanya.
Firasat lainnya dirasakan oleh ibu mertuanya, saat Novia (istri Sertu Bagus) pulang larut malam setelah mengantarkan suaminya berangkat. Ia beralasan berfoto bersama suami di Bandara Pondok Cabe.
Menurut Miarti, terakhir kali ia berkomunikasi dengan menantunya sehari setelah tiba di Sulawesi Tengah, melalui pesan singkat yang dikirim Sertu Bagus.
"Ada SMS dikirim ke saya, bilang kalau dia sudah sampai nanti mau lanjut pakai bus ke Poso," kata Miarti.
Pesan singkat tersebut menjadi pesan terakhir dari menantunya, setelah itu ia mendapatkan kabar menantunya menjadi korban kecelakaan helikopter di Poso.
Helikopter milik TNI AD jatuh jenis Bell 4 RI EP dengan nomor penerbangan HA 5171. Jatuh di perkebunan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Sulawesi Tengah. Kecelakaan diakibatkan oleh faktor cuaca.
Helikopter tersebut membawa 13 orang. Hingga kini 12 jenazah telah ditemukan, tim investigasi sudah dibentuk untuk menyelidiki penyebab jatuhnya heli tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Keluarga mengharapkan jenazah bisa dibawa ke Bogor dan dimakamkan di sini, tetapi semua tergantung keputusan komandannya, keluarga sudah ikhlas," kata Miarti (56) ibu mertua Sertu Bagus, saat dihubungi di Bogor, Senin.
Pihak keluarga mertua Sertu Bagus telah menggelar tahlilan, sejumlah tamu dan kerabat berdatangan ke rumah duka yang terletak di Desa Cijujung RT 02/ RW 05, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sebuah karangan bunga ucapan belasungkawa terpampang di depan rumah mertua Serta Bagus, kiriman dari Danpuspenrab Brigjen TNI Benny Susianto.
Sertu Bagus pergi meninggalkan seorang istri bernama Novia Nurwidati dan seorang Putera yang baru berusia lima bulan bernama Nouval Raihan.
Menurut Miarti, pihak keluarga baru mengetahui kabar kecelakaan heli yang ditumpangi oleh Sertu Bagus dari televisi. Informasi tersebut diperkuat setelah pihak institusi tempat Bagus mengabarkan peristiwa kecelakaan tersebut.
"Awalnya tahu dari televisi, tidak lama kemudian komandannya menelepon menyampaikan kabar bahwa Bagus menjadi korban kecelakaan heli," kata Miarti.
Menurut Miarti, pihak keluarga sudah mendapat firasat saat Sertu Bagus hendak berangkat ke Poso, anaknya selalu menangis. Bagus berangkat dari rumah mertuanya pada Jumat (19/3) lalu.
"Waktu berangkat diantar oleh istri dan keluarganya menuju Pondok Cabe karena mau bertugas ke Poso," katanya.
Saat hendak berangkat, anak Sertu Bagus dititipkan kepada ibu mertuanya, sementara istrinya pergi mengantarkannya dan melepas keberangkatannya.
"Saya diminta menjaga cucu di rumah. Bagus dan istri berangkat ke Pondok Cabe. Selama ditinggal pergi, anaknya menangis terus, padahal tidak biasanya begitu," katanya.
Firasat lainnya dirasakan oleh ibu mertuanya, saat Novia (istri Sertu Bagus) pulang larut malam setelah mengantarkan suaminya berangkat. Ia beralasan berfoto bersama suami di Bandara Pondok Cabe.
Menurut Miarti, terakhir kali ia berkomunikasi dengan menantunya sehari setelah tiba di Sulawesi Tengah, melalui pesan singkat yang dikirim Sertu Bagus.
"Ada SMS dikirim ke saya, bilang kalau dia sudah sampai nanti mau lanjut pakai bus ke Poso," kata Miarti.
Pesan singkat tersebut menjadi pesan terakhir dari menantunya, setelah itu ia mendapatkan kabar menantunya menjadi korban kecelakaan helikopter di Poso.
Helikopter milik TNI AD jatuh jenis Bell 4 RI EP dengan nomor penerbangan HA 5171. Jatuh di perkebunan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Sulawesi Tengah. Kecelakaan diakibatkan oleh faktor cuaca.
Helikopter tersebut membawa 13 orang. Hingga kini 12 jenazah telah ditemukan, tim investigasi sudah dibentuk untuk menyelidiki penyebab jatuhnya heli tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016