Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menerima bantuan mesin tanam padi (transplanter) dari Kementerian Pertanian sebanyak 10 unit diperuntukkan bagi kelompok pertanian yang ada di sejumlah wilayah.

"Total ada 10 mesin yang diserahkan Kementerian Pertanian untuk Kota Bogor, tiga mesin secara simbolis diberikan kepada tiga kelompok tani di Kelurahan Situ Gede," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kota Bogor, Lucy Angelia, Selasa.

Lucy mengatakan, bantuan mesin tanam padi dari Kementerian Pertanian diberikan dalam kegiatan panen raya padi yang dilakukan di Kelurahan Situ Gede.

Menurutnya, bantuan mesin tanam tersebut dapat mendukung peningkatan produksi padi wilayah Kota Bogor dengan terbatasnya luas lahan persawahan yang tersedia saat ini. Penyusutan lahan pertanian terjadi karena beberapa faktor diantaranya akibat adanya alih fungsi lahan menjadi perumahan.

"Saat ini luas lahan pertanian di Kota Bogor yang tersisa 320 hektare, tersebar di enam kecamatan," katanya.

Ia mengatakan, saat ini Dinas Pertanian tengah mengkaji untuk membuat peraturan daerah dalam mengurangi laju alih fungsi lahan dan program "landbanking".

"Sawah harus tetap menjadi sawah jangan dialih fungsikan menjadi bangunan. Harus ada pemberian inisiatif lebih banyak kepada petani dari pemerintah," katanya.

Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat, Sekretariat Daerah Kota Bogor, Toto M Ulum mengatakan, berkurangnya lahan pertanian menjadi tantangan bagi pemerintah kota untuk mempertahankannya.

"Salah satu upaya yang dilakukan dengan menyusun Perda agar lahan pertanian yang tersisa seperti di Situ Gede menjadi kawasan lindung dengan tetap mempertahankan sawah-sawah yang ada," katanya.

Toto menambahkan, upaya lain yang akan dilakukan yakni pemetaan dan insetif petani ditambah agar petani lebih sejahtera.

Dandim 0606/Kota Bogor, Letkol Inf Mukhamad Albar mengatakan, TNI ikut mendukung penguatan pertanian dengan menurunkan anggota Babinsa memberikan pendampingan kepada kelompok tani.

Pendampingan yang dilakukan, lanjut dia dengan memberikan himbauan agar pemilik lahan untuk jangan tergiur menjual sawah sekaligus dengan harga tinggi. Menjual lahan pertanian menjadikan bangunan, bukan saja bisa mengurangi ketahanan pangan, tetapi juga ekosistem.

"Luas lahan sawah yang hanya 320 hektare harus dipertahankan, kalau bisa ditambah. Dengan mengubah lahan keringan menjadi sawah, syarat irigasi harus bagus," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016