Sukabumi (Antara Megapolitan) - Hasil penelitian dan pendataan terhadap lelaki suka lelaki (LSL) atau Gay yang dilakukan oleh Lembaga Peneliti Sosial dan Agama Sukabumi, jumlah gay di Kabupaten Sukabumi mencapai 2 ribu orang.
"Jumlah warga Kabupaten Sukabumi yang mengidap kelainan seks seperti gay berkembang pesat, dari data yang kami miliki pada 2013 jumlahnya hanya 130 orang, namun pada 2014 jumlahnya meningkat signifikan menjadi 1.200 orang dan di 2016 ini diperkirakan mencapai 2 ribu orang," kata Direktur Lensa Sukabumi, Daden Sukendar di Sukabumi, Senin.
Menurutnya, mayoritas gay yang berkeliaran tersebut berusia masih sangat muda yakni 14 hingga 25 tahun, bahkan kalangan pelajar yang mengidap kelainan seksual ini didominasi salah satunya dari kalangan pelajar. Selain itu, dari data tersebut 30 persen gay merupakan korban sodomi.
Sehingga kasus ini sangat memprihatinkan karena kasus pelecehan seksual di Kabupaten Sukabumi cukup tinggi, seperti padda tahun ini saja, kasus pelecehan seksual terhadap anak sudah ada belasan korbannya. Maka dari itu perlu adanya perhatian khusus dari berbagai elemen masyarakat khususnya keluarga untuk mencegah ada anggota keluarga yang tertular penyakit penyimpangan seksual ini.
"Kami tidak hanya mendata, tetapi melakukan pembinaan yang bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS setempat, karena pengidap kelainan seksual ini merupakan salah satu komunitas yang sangat rawan penyebaran HIV/AIDS," tambah Daden.
Sementara, Humas Lensa Sukabumi, Mahbub Al Pariji mengatakan resiko penyebaran HIV di kalangan gay lebih besar dibandingkan pekerja seks komersil (PSK), bahkan LSL ini lebih banyak dibandingkan PSK yang jumlahnya hanya 470 orang.
"Kelainan seksual ini bisa disembuhkan asal ada kemauan dari si penderita, bahkan sudah ada beberapa gay yang hidupnya kembali normal setelah dilakukan terapi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Jumlah warga Kabupaten Sukabumi yang mengidap kelainan seks seperti gay berkembang pesat, dari data yang kami miliki pada 2013 jumlahnya hanya 130 orang, namun pada 2014 jumlahnya meningkat signifikan menjadi 1.200 orang dan di 2016 ini diperkirakan mencapai 2 ribu orang," kata Direktur Lensa Sukabumi, Daden Sukendar di Sukabumi, Senin.
Menurutnya, mayoritas gay yang berkeliaran tersebut berusia masih sangat muda yakni 14 hingga 25 tahun, bahkan kalangan pelajar yang mengidap kelainan seksual ini didominasi salah satunya dari kalangan pelajar. Selain itu, dari data tersebut 30 persen gay merupakan korban sodomi.
Sehingga kasus ini sangat memprihatinkan karena kasus pelecehan seksual di Kabupaten Sukabumi cukup tinggi, seperti padda tahun ini saja, kasus pelecehan seksual terhadap anak sudah ada belasan korbannya. Maka dari itu perlu adanya perhatian khusus dari berbagai elemen masyarakat khususnya keluarga untuk mencegah ada anggota keluarga yang tertular penyakit penyimpangan seksual ini.
"Kami tidak hanya mendata, tetapi melakukan pembinaan yang bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS setempat, karena pengidap kelainan seksual ini merupakan salah satu komunitas yang sangat rawan penyebaran HIV/AIDS," tambah Daden.
Sementara, Humas Lensa Sukabumi, Mahbub Al Pariji mengatakan resiko penyebaran HIV di kalangan gay lebih besar dibandingkan pekerja seks komersil (PSK), bahkan LSL ini lebih banyak dibandingkan PSK yang jumlahnya hanya 470 orang.
"Kelainan seksual ini bisa disembuhkan asal ada kemauan dari si penderita, bahkan sudah ada beberapa gay yang hidupnya kembali normal setelah dilakukan terapi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016