Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor Provinsi Jawa Barat mengingatkan warga untuk menghadiri Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 2016 yang akan berlangsung mulai Selasa (8/3).

"PIN 2016 akan berlangsung 8 hingga 15 Maret mendatang, digelar di seluruh puskesmas, posyandu, rumah sakit, tempat ibadah, hingga pusat perbelanjaan dan pasar tradisional," kata Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Kota Bogor Eddy Dharma kepada Antara di Bogor, Senin.

Eddy mengatakan ada 1.028 Pos PIN yang didirikan tersebar di 68 kelurahan di enam kecamatan yang ada di Kota Bogor. Pos PIN tersebut tidak hanya berada di puskesmas, posyandu, rumah sakit pemerintah maupun swasta, tetapi juga sarana fasilitas umum seperti mal, pasar tradisional, tempat ibadah dan balai pengobatan lainnya.

"Poinnya Pos PIN ini harus menjangkau masyarakat secara luas sehingga tidak ada alasan masyarakat tidak membawa anaknya untuk diimunisasi polio," katanya.

Eddy mengatakan pelaksanaan PIN 2016 tingkat Kota Bogor akan dipusatkan di Puskesmas Bogor Timur, yang secara resmi akan dihadiri pejabat Pemerintah Kota Bogor. Sejalan dengan itu, seluruh Pos PIN yang tersedia akan melaksanakan pemberian imunisasi kepada 95.311 bayi dan balita yang menjadi sasaran.

"Jenis imunisasi yang diberikan dengan cara ditetes karena untuk imunisasi suntik memerlukan petugas khusus. Imunisasi suntik hanya diberikan kepada bayi atau balita yang terkena HIV positif," katanya.

Sejumlah warga masyarakat masih bingung dengan keharusan membawa bayinya untuk diimunisasi pada pelaksanaan PIN 2016. Endang (23) warga Jalan Menteng mengaku sudah memberi imunisasi untuk anaknya setelah seminggu kelahirannya.

"Apa masih perlu diimunisasi di PIN, karena anak saya sudah diberi imunisasi di rumah sakit, suster menyebutkan dari empat jenis imunisasi yang diberikan sudah termasuk polio," kata Endang.

Lebih lanjut Kepala Seksi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan Kota Bogor Siti Robiah menjelaskan PIN 2016 menyasar seluruh anak tanpa memandang status imunisasinya sehingga bayi atau balita yang sudah mendapatkan imunisasi harus tetap diikutkan dalam PIN.

"Jadi PIN ini sebagai imunisasi tambahan, walaupun anak sudah pernah diimunisasi polio sebelumnya, tetap diberikan lagi. Ini menjadi penambah imunisasi bagi bayi tersebut," kata dia.

Robiah menjelaskan PIN merupakan program imunisasi tambahan yang dilaksanakan untuk melengkapi program imunisasi rutin. Di Indonesia, program PIN diadakan terutama pemberian vaksin polio.

"PIN pertama kali diadakan tahun 1995. Hingga 2014 Indonesia sudah memperoleh sertifikat bebas polio dari internasional," katanya.

Ia mengatakan PIN diperlukan karena cakupan imunisasi polio di Indonesia beberapa daerah masih rendah, antara lain di Kalimantan Timur, NTT, Papau, Papua Barat dan Kalimantan Utara.

"Provinsi lain yang berhasil mencapai cakupan tinggi antara lain Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat dan Maluku," katanya.

Menurutnya, PIN hadir untuk memperkecil kesenjangan cakupan polio di daerah, memastikan semua anak Indonesia terlindungi dari polio.

Robiah kembali menjelaskan, polio merupakan penyakit menular yang disebabkan infeksi virus polio yang menyebabkan kelumpuhan permainan dan dapat menyebabkan kematian pada semua usia, terutama usaha kurang dari tiga tahun.

"Virus ini menyebar melalui kontak dengan makanan atau minuman atau tangan yang terkontaminasi dengan tinja atau percikan ludah dari penderita polio," katanya.

Ia mengatakan efektivitas vaksin polio tidak diragukan lagi. Pada tahun 1988, 125 negara yang endemis polio dinyatakan bebas dari polio. Tetapi, saat ini tersisa dua negara yakni Afganistan dan Pakistan yang masih memiliki endemis polio, yang dikhawatirkan terjadi transfer virus melalui perjalanan orang.

"MUI telah menyatakan imunisasi polio hukumnya halal. Vaksin untuk keperluan itu diproduksi oleh BMUN PT Biofarma yang memasok dua per tiga dari kebutuhan dunia," katanya,

Robiah menambahkan PIN merupakan imunisasi bonus. Anak yang diberi PIN tidak perlu khawatir akan mengalami overdosis vaksin karena bukan obat.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016