Bogor (Antara Megapolitan) - Anggota Kwarcab Pramuka dan SD Negeri Polisi 04 Bogor mengkampanyekan gerakan peduli sampah sejak dini dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah yang secara nasional diperingati setiap 21 Februari.

"Banyak aksi dilakukan anggota Pramuka dan siswa SD Negeri Polisi 04 dalam memperingati Hari Bebas Sampah yaitu festival peduli sampah diikuti 1.000 orang terdiri atas siaga dan penggalang dan perwakilan SD di daerah Paledang," kata Ik Satyasari dari DeTara Foundation salah satu penggagas Hari Sampah Nasional, di Bogor, Jumat.

Selain itu juga disuguhkan berbagai acara seperti pertunjukan seni "Aku peduli sampah", lomba mewarnai, daur ulang sampah, hijaukan perkarangan, daur ulang kertas dan ember menjadi barang bernilai guna, serta kampanye lingkungan dan aksi LISA (Liat Sampah Ambil).

"Pada tanggal 21 akan ada aksi gowes bersama, sambil memungut sampah, dan bebersih Kota Bogor, ditutup dengan peduli lingkungan 2016," katanya.

Menurut dia, perlu menumbuhkan kesadaran peduli akan kebersihan dengan tidak membuang sampah sejak usia dini. Mengingat pertumbuhan penduduk, dan minimnya kesadaran terhadap sampah.

Manajemen sampah yang masih buruk serta kebijakan terkait sampah yang belum kuat menjadi pemicu semakin bertambahnya sampah di negara-negara berkembang (temasuk Indonesia).

"Permasalahan sampah di Indonesia bagaikan bom waktu, yang lambat laun jika tidak dibenahi akan menimbulkan masalah besar, seperti pencemaran tanah, air dan udara, penyakit dan bencana alam," katanya.

Di Kota Bogor, lanjut dia, persoalan sampah juga masih menjadi kendala yang perlu dicarikan solusi bersama. Tahun 2015, diperkirakan produksi sampah mencapai 2.673 meter kubik per hari, sedangkan yang terangkut ke TPA Galuga hanya 1.844 meter kubik per hari. Yang artinya, sekitar 30 persen sampah belum terangkut ke TPA.

"Padahal jumlah sampah yang tidak terangkut setara dengan 150 ton per hari. Jika dikonversikan dengan truk sampah berdaya muat 60 meter kubik, butuh 131 truk sampah," katanya.

Hal yang mengkhawatirkan, lanjut Ika, sampah yang tidak terangkut bisa jadi tertimbun di selokan, pasar, tempat pembuangan liar dan sungai. Mencegah hal itu, kebijakan pemerintah terkait sampah tidak akan berjalan baik tanpa didukung partisipasi masyarakat.

"Peran semua sektor sangat diperlukan untuk mengurangi dan mengatasi sampah di Indonesia, termasuk peran generasi muda sangat dibutuhkan dalam persoalan sampah," katanya.

Ika menambahkan, kampanye Hari Bebas Sampah yang akan berlangsung Sabtu dan Minggu ini, adalah salah satu peran nyata masyarakat. Pramuka sebagai organisasi pelajar dapat menanamkan rasa peduli terhadap lingkungan bagi generasi muda.

"Tidak ada kata terlambat untuk berbuat, selamatkan Bogor dan Indonesia dari sampah," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016