Petenis peringkat satu dunia Iga Swiatek menyabet gelar juara French Open kedua kalinya setelah mendikte petenis remaja peringkat ke-23 Coco Gauff dalam final turnamen Grand Slam di lapangan tanah liat pada Sabtu malam waktu setempat.
Swiatek, petenis Polandia berusia 21 tahun itu menyapu lawannya dengan 6-1, 6-3 di Lapangan Philippe Chatrier hanya dalam waktu 68 menit untuk menyamai pencapaian monumental Venus Williams dalam mencatat kemenangan 35 kali berturut-turut paling lama yang bisa dicapai seorang petenis putri pada abad ke-21.
Swiatek merayakan gelar keenam berturut-turutnya sepanjang tahun ini di tribun khusus pemain bersama sahabat dan keluarganya.
Gauff yang terguncang duduk sendirian di kursinya sembari menangis setelah penampilannya yang gugup membuat dia melakukan 23 unforced error dan tiga kesalahan ganda.
Petenis Amerika Serikat berusia 18 tahun itu tadinya berusaha menjadi juara tunggal Grand Slam paling muda sejak Maria Sharapova menjuarai Wimbledon pada 2004.
Swiatek yang menjadi petenis putri ke-10 yang menjuarai French Open selama era Open, hanya kehilangan satu set selama turnamen edisi ini yakni saat menghadapi petenis China Zheng Qinwen pada babak keempat.
Dia kini sudah memenangkan ketiga pertemuannya dengan Gauff yang bermain dalam final Grand Slam pertamanya.
Gauff kini mengalihkan perhatiannya ke final ganda putri esok Minggu di mana dia akan menghadapi favorit rumah Caroline Garcia dan Kristina Mladenovic, bersama rekan senegaranya Jessica Pegula.
Baca juga: Perjalanan karir Iga Swiatek si juara baru French Open
Swiatek meningkatkan catatan luar biasanya dalam partai final turnamen tenis setelah memenangkan sembilan final WTA Tour terakhirnya.
Gauff terlihat gugup pada awal pertandingan final ini di mana rangkaian unforced error yang dia lakukan membuat Swiatek membuat break pada awal laga yang terlalu dini.
Unggulan ke-18 itu mendapati dirinya tertinggal 0-3 hanya dalam waktu 16 menit pertama laga ini setelah backhand bertenaga Swiatek membantunya merebut gim ketiga yang panjang pada break point kelimanya.
Gauff akhirnya merebut satu poin di bawah dukungan penonton, tetapi hanya beberapa menit kemudian dia kehilangan set yang pertama dia alami dalam turnamen ini.
Swiatek sendiri tidak bermain dalam penampilan terbaiknya, tetapi backhand winner menyilangnya membuat dia mencapai dua kali set point yang dia konversi pada kesempatan kedua manakala pukulan Gauff melebar dari garis lapangan.
Petenis asal Polandia itu memberikan lawannya kesempatan bangkit dengan melakukan empat unforced error yang membuat dia menyianyiakan satu kesempatan servis pada gim pertama set kedua.
Swiatek memulihkan lagi penampilannya ketika kesalahan terus dilakukan Gauff sehingga menyamakan kedudukan 2-2.
Dia kemudian memimpin lima gim berturut-turut untuk selangkah lagi merebut gelar dengan hanya kehilangan lima poin dalam proses meraih gelar juara turnamen Grand Slam ini.
Gauff menekan sehingga memaksa Swiatek melakukan servis penentuan meraih trofi.
Tapi unggulan teratas itu menyudahi pertandingan pada match point pertamanya untuk kemudian menjatuhkan diri di atas lapangan tanah liat warna merah guna merayakan kemenangannya setelah Gauff gagal dalam pengembalian bola, demikian laporan AFP.
Baca juga: Petenis Swiatek ke semifinal French Open setelah tumbangkan Pegula
Baca juga: Swiatek singkirkan Sabalenka untuk melangkah ke final Italian Open
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Swiatek, petenis Polandia berusia 21 tahun itu menyapu lawannya dengan 6-1, 6-3 di Lapangan Philippe Chatrier hanya dalam waktu 68 menit untuk menyamai pencapaian monumental Venus Williams dalam mencatat kemenangan 35 kali berturut-turut paling lama yang bisa dicapai seorang petenis putri pada abad ke-21.
Swiatek merayakan gelar keenam berturut-turutnya sepanjang tahun ini di tribun khusus pemain bersama sahabat dan keluarganya.
Gauff yang terguncang duduk sendirian di kursinya sembari menangis setelah penampilannya yang gugup membuat dia melakukan 23 unforced error dan tiga kesalahan ganda.
Petenis Amerika Serikat berusia 18 tahun itu tadinya berusaha menjadi juara tunggal Grand Slam paling muda sejak Maria Sharapova menjuarai Wimbledon pada 2004.
Swiatek yang menjadi petenis putri ke-10 yang menjuarai French Open selama era Open, hanya kehilangan satu set selama turnamen edisi ini yakni saat menghadapi petenis China Zheng Qinwen pada babak keempat.
Dia kini sudah memenangkan ketiga pertemuannya dengan Gauff yang bermain dalam final Grand Slam pertamanya.
Gauff kini mengalihkan perhatiannya ke final ganda putri esok Minggu di mana dia akan menghadapi favorit rumah Caroline Garcia dan Kristina Mladenovic, bersama rekan senegaranya Jessica Pegula.
Baca juga: Perjalanan karir Iga Swiatek si juara baru French Open
Swiatek meningkatkan catatan luar biasanya dalam partai final turnamen tenis setelah memenangkan sembilan final WTA Tour terakhirnya.
Gauff terlihat gugup pada awal pertandingan final ini di mana rangkaian unforced error yang dia lakukan membuat Swiatek membuat break pada awal laga yang terlalu dini.
Unggulan ke-18 itu mendapati dirinya tertinggal 0-3 hanya dalam waktu 16 menit pertama laga ini setelah backhand bertenaga Swiatek membantunya merebut gim ketiga yang panjang pada break point kelimanya.
Gauff akhirnya merebut satu poin di bawah dukungan penonton, tetapi hanya beberapa menit kemudian dia kehilangan set yang pertama dia alami dalam turnamen ini.
Swiatek sendiri tidak bermain dalam penampilan terbaiknya, tetapi backhand winner menyilangnya membuat dia mencapai dua kali set point yang dia konversi pada kesempatan kedua manakala pukulan Gauff melebar dari garis lapangan.
Petenis asal Polandia itu memberikan lawannya kesempatan bangkit dengan melakukan empat unforced error yang membuat dia menyianyiakan satu kesempatan servis pada gim pertama set kedua.
Swiatek memulihkan lagi penampilannya ketika kesalahan terus dilakukan Gauff sehingga menyamakan kedudukan 2-2.
Dia kemudian memimpin lima gim berturut-turut untuk selangkah lagi merebut gelar dengan hanya kehilangan lima poin dalam proses meraih gelar juara turnamen Grand Slam ini.
Gauff menekan sehingga memaksa Swiatek melakukan servis penentuan meraih trofi.
Tapi unggulan teratas itu menyudahi pertandingan pada match point pertamanya untuk kemudian menjatuhkan diri di atas lapangan tanah liat warna merah guna merayakan kemenangannya setelah Gauff gagal dalam pengembalian bola, demikian laporan AFP.
Baca juga: Petenis Swiatek ke semifinal French Open setelah tumbangkan Pegula
Baca juga: Swiatek singkirkan Sabalenka untuk melangkah ke final Italian Open
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022