Akkra (Antara Megapolitan) - Dua pria Yaman, yang dipindahkan dari Teluk Guantanamo ke Ghana, ingin membangun kembali kehidupan mereka dan tidak akan menuntut balas atas penahanan itu.

"Kami mengalami salah tangkap selama 14 tahun tanpa ada dakwaan terhadap kami," kata salah seorang pria itu, Mahmud Umar Muhammad Bin Atef, kepada stasiun radio Uniiq FM, seperti dikutip AFP, Selasa. 

Pentagon di Washington mengumumkan pemindahan Atef serta Khalid Muhammad Salih al-Dhuby pada 6 Januari dan berkeyakinan bahwa mereka bukan ancaman, namun tetap akan dipantau.

Meski begitu, muncul beberapa penentangan masyarakat di Ghana atas kedatangan dua pria itu dengan alasan keamanan.

Amerika Serikat mengakui, Dhuby yang tinggal di Arab Saudi "kemungkinan" anggota Al-Qaeda dan mendapatkan latihan di Afghanistan untuk menyasar pasukan koalisi.

Atef diduga anggota Taliban dan berjuang dalam Brigade Arab ke-55 Osama bin Laden, yang juga menentang pasukan NATO, demikian menurut bocoran dokumen yang dimuat di harian New York Times.

Kedua pria itu mengatakan, tidak ada yang perlu ditakutkan oleh warga Ghana.

"Kami bukan bagian dari kelompok manapun, misalnya Al-Qaeda, atau lainnya. Kami bukan milik satupun dari mereka," kata Atef, "Kami telah selamat. Kami ingin hidup normal. Allah merahmati Anda dan rakyat Ghana."

Presiden John Dramani Mahama juga mengatakan kedua pria itu dianggap napi "berisiko paling rendah" di penjara tersebut dan bahwa penilaian menyeluruh telah dilakukan ketika mereka menerima permintaan Washington.

Ia juga menepis klaim yang "sangat tidak benar" bahwa Ghana mendapatkan 300 juta dolar AS untuk menerima kedua pria itu.

Presiden AS Barack Obama berjanji untuk menutup penjara Guantanamo yang kontroversial saat ia mulai menjabat pada 2009. Namun hingga menjelang akhir masa jabatan keduanya, kamp tersebut masih tetap buka.

Atef dan Dhuby adalah dua diantara 17 tahanan yang dinilai berisiko rendah, yang bulan lalu mendapat persetujuan Menteri Pertahanan Ashton Carter untuk dipindahkan. 

Pewarta:

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016