Bekasi (Antara Megapolitan) - Lembaga Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk) memperluas penerapan sistem transaksi bank sampah secara online ke Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Sebelumnya kami menerapkan sistem transaksi bank sampah secara online di Kota Bandung sebanyak 130 titik, Depok 260 titik dan sekarang Kota Bekasi satu titik," kata Direktur Pinbuk Indonesia Aslichan Burhan di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, pihaknya telah merintis sistem bank sampah secara online melalui aplikasi berbasis smartphone sejak September 2015 di Kota Bandung, Jawa Barat.
"Pengelolaan keuangannya mengadopsi sistem lembaga keuangan profesional seperti di bank-bank konvensional pada umumnya," katanya.
Pencatatan pengelolaan akan dilakukan melalui sistem online yang terintegrasi dengan sistem pembayaran.
Pencatatan keuangan seperti pengecekan saldo, transaksi antarsesama nasabah dapat dilakukan melalui aplikasi.
Pria yang akrab disapa AB itu bersama timnya di Pinbuk sudah mengembangkan dua buah aplikasi yakni aplikasi Bank Sampah Indonesia untuk pengelolaan manajemen Bank Sampah dan aplikasi bernama Vip Mobile untuk nasabahnya.
"Dengan aplikasi berbasis website dan android operasional di bank sampah menjadi lebih mudah. Petugas Bank Sampah dapat mencatat setiap barang, kemudian otomatis akan dikonversi menjadi saldo," katanya.
Saldo tersebut nantinya dapat digunakan untuk membeli pulsa listrik atau handphone dan membayar tagihan Listrik secara langsung melalui sms atau aplikasi android.
Dia mengatakan, sistem itu telah diperluas ke Kota Bekasi tepatnya di Gang Gamprit, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi.
Operasional tersebut diresmikan Kepala Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Bekasi Momon Sulaiman di hadapan warga setempat.
Di lokasi itu Pinbuk bersama dengan Koperasi Syariah Ukhuwah menjadikan Dewan Kemakmuran Masjid Manzilatul Khairiyah sebagai basis bank sampah berbasis online.
"Alhamdulillah saat ini sudah 60 lebih warga gang gamprit yang sudah terdata sebagai nasabah kami dengan total pendapatan sebesar Rp1 juta per bulan dari sampah yang mereka kelola," katanya.
Dia berharap, masyarakat setempat bisa menjadi kawasan percontohan bagi pengembangan sistem bank sampah berbasis online di 12 kecamatan setempat.
"Kami berharap metode pengelolaan sampah ini bisa ditiru di kawasan lainnya di Kota Bekasi," katanya.
(Adv).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Sebelumnya kami menerapkan sistem transaksi bank sampah secara online di Kota Bandung sebanyak 130 titik, Depok 260 titik dan sekarang Kota Bekasi satu titik," kata Direktur Pinbuk Indonesia Aslichan Burhan di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, pihaknya telah merintis sistem bank sampah secara online melalui aplikasi berbasis smartphone sejak September 2015 di Kota Bandung, Jawa Barat.
"Pengelolaan keuangannya mengadopsi sistem lembaga keuangan profesional seperti di bank-bank konvensional pada umumnya," katanya.
Pencatatan pengelolaan akan dilakukan melalui sistem online yang terintegrasi dengan sistem pembayaran.
Pencatatan keuangan seperti pengecekan saldo, transaksi antarsesama nasabah dapat dilakukan melalui aplikasi.
Pria yang akrab disapa AB itu bersama timnya di Pinbuk sudah mengembangkan dua buah aplikasi yakni aplikasi Bank Sampah Indonesia untuk pengelolaan manajemen Bank Sampah dan aplikasi bernama Vip Mobile untuk nasabahnya.
"Dengan aplikasi berbasis website dan android operasional di bank sampah menjadi lebih mudah. Petugas Bank Sampah dapat mencatat setiap barang, kemudian otomatis akan dikonversi menjadi saldo," katanya.
Saldo tersebut nantinya dapat digunakan untuk membeli pulsa listrik atau handphone dan membayar tagihan Listrik secara langsung melalui sms atau aplikasi android.
Dia mengatakan, sistem itu telah diperluas ke Kota Bekasi tepatnya di Gang Gamprit, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi.
Operasional tersebut diresmikan Kepala Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Bekasi Momon Sulaiman di hadapan warga setempat.
Di lokasi itu Pinbuk bersama dengan Koperasi Syariah Ukhuwah menjadikan Dewan Kemakmuran Masjid Manzilatul Khairiyah sebagai basis bank sampah berbasis online.
"Alhamdulillah saat ini sudah 60 lebih warga gang gamprit yang sudah terdata sebagai nasabah kami dengan total pendapatan sebesar Rp1 juta per bulan dari sampah yang mereka kelola," katanya.
Dia berharap, masyarakat setempat bisa menjadi kawasan percontohan bagi pengembangan sistem bank sampah berbasis online di 12 kecamatan setempat.
"Kami berharap metode pengelolaan sampah ini bisa ditiru di kawasan lainnya di Kota Bekasi," katanya.
(Adv).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016