Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus melakukan langkah mitigasi dengan pemantauan titik panas dan titik api di wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan serta telah melakukan penanggulangan kebakaran di beberapa wilayah.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Basar Manullang, menjawab pertanyaan ANTARA, mengatakan, pihaknya terus mendorong pemerintah daerah, terutama di wilayah rawan kebakaran, untuk meningkatkan kewaspadaan serta mengedepankan upaya pencegahan.

"Peningkatan sistem deteksi dini dan monitoring hotspot melalui website www.sipongi.menlhk.go.id. Pemantauan titik api juga dilakukan dengan penggunaan CCTV kamera termal di beberapa titik wilayah rawan karhutla," ujar Basar ketika membalas pertanyaan lewat aplikasi pesan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Terus digiatkan juga patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan, baik patroli mandiri yang dilakukan Manggala Agni maupun patroli terpadu beranggotakan tim yang terdiri dari Manggala Agni bersama anggota Polri, TNI, tokoh masyarakat, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) sepanjang tahun.

Terkait kebakaran hutan dan lahan yang sudah mulai terjadi, seperti di Riau dan Kalimantan Barat, dia mengatakan telah terpantau di masing-masing provinsi 22 titik panas dan 63 titik panas berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua sampai dengan 6 April 2022.

Baca juga: BMKG deteksi tujuh titik panas di Jabar

Upaya pemadaman telah dilakukan di area yang terbakar oleh Manggala Agni dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca dan waterbombing.

"Titik panas yang terpantau sudah dilakukan "groundcheck" oleh Manggala Agni. Sebagai langkah mitigasi dilakukan operasi TMC, "waterbombing", patroli udara, patroli terpadu, dan patroli mandiri. Sampai dengan saat ini Gubernur Riau dan Kalbar telah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla," katanya.

Pihaknya juga memastikan kewaspadaan terus ditingkatkan terkait kebakaran hutan dan lahan dengan saat ini hujan berkurang dan mulai kering di sebagian provinsi di Sumatera.

Kemungkinan Mei-Juni 2022 provinsi lainnya akan mulai kering juga. Penurunan potensi hujan itu akan menyebabkan peningkatan kerawanan kebakaran hutan dan lahan.

"Sehingga perlu diperkuat kesiapsiagaan para pihak terkait untuk mengantisipasi hal ini. Peran serta masyarakat terutama di tingkat tapak sangat menentukan upaya-upaya pencegahan karhutla," ujarnya.

Baca juga: BMKG deteksi adanya delapan titik panas di Kaltim
Baca juga: Waspada kebakaran, Jumlah titik panas di Sumsel mulai meningkat

Pewarta: Prisca Triferna Violleta

Editor : Riza Harahap


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022