Korban gempa di Lubuk Panjang Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, hingga saat ini masih tidur di tenda darurat yang berdiri dekat rumah mereka yang ambruk.

"Hunian sementara (huntara) memang ada tapi tidak  bisa menampung semua warga korban bencana. Kami sangat kekurangan huntara," kata salah seorang warga Lubuk Panjang Kajai Febri (40), Rabu.

Menurutnya, di Lubuk Panjang Jorong Kampung Alang Kajai saja sekitar 229 unit rumah warga rusak dan rusak berat sekitar 180 unit.

Baca juga: Fenomena munculnya air panas pasca-gempa Pasaman Barat, ini penjelasan BMKG

Sedangkan hunian sementara yang ada baru sekitar 23 unit yang didirikan oleh Pramuka Sijunjung 12 unit, organisasi gerak barang Bandung lima unit dan dari Palang Merah Indonesia Pasaman Barat sebanyak enam unit.

"Dengan jumlah kerusakan rumah yang mencapai 229 itu maka huntara masih kekurangan jauh," ujarnya.

Warga saat ini bermalam di tenda darurat yang ada dengan kondisi yang  memprihatinkan.

"Warga yang rumahnya rusak berat tidak bisa kembali ke rumah. Warga yang rumahnya  rusak ringan juga masih trauma karena ada gempa susulan" ucapnya.

Warga lainnya Robi (33) mengatakan saat ini warga sangat membutuhkan hunian sementara karena tidur di tenda sangat menyedihkan.

"Untung saja cuaca saat ini musim panas. Jika hujan maka air akan mengenai tenda darurat itu," ujarnya.

Selain kebutuhan penambahan hunian sementara, warga juga sangat membutuhkan alat berat untuk merobohkan rumah yang rusak dan dump truk membawa material bangunan nantinya.

"Dengan seringnya gempa susulan, kami khawatir bangunan yang sudah retak akan runtuh. Selain itu jika diruntuhkan secara manual akan beresiko tertimpa material. Jadi kami sangat membutuhkan bantuan alat berat," katanya berharap.*

Baca juga: Ribuan warga korban gempa Pasaman Barat bermalam di tenda darurat
Baca juga: Getaran Gempa Keras Terasa Di Pasaman Barat

Pewarta: Altas Maulana

Editor : Riza Harahap


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022