Hasil Rukyatul hilal awal Ramadhan 1443 H di Pusat Pusat Observasi Bulan (POB) Cibeas Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang dimulai pada pukul 18.14 WIB setelah terbenam matahari pada Jumat, dengan dihadiri kurang lebih 200 peserta hasilnya hilal tidak terlihat,
"Akan sangat kecil hilal bisa teramati, upaya rukyat ini adalah fardu kifayah di mana kita telah melakukan perhitungan dan meyakinkan melihat dengan mata sendiri. Namun hingga beberapa kali melakukan pemantauan hilal tetap tidak terlihat," kata KepaLa Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi Hasen kepada wartawan di Sukabumi, Jumat, (1/4).
Menurut Hasen, pihaknya pun telah melaporkan hasil rukyat dan hisab ini kepada Kementerian Agama RI untuk menentukan awal Ramadhan 1443 H dan
hasil dari sidang isbat ditentukan 1 Ramadhan jatuh pada Minggu, (3/4).
Sementara, Hakim Pengadilan Agama Cibadak Rojudin menambahkan sidang hari ini dari empat perukyat yang dihadirkan yang telah diambil sumpahnya antara lain 1. KH Aang Yahya, KH Anshori Fudholi, KH Ismatullah Syarif dan KH Aceng Mahmud Ridwan.
"Tidak ada satupun perukyat yang melihat hilal dan tidak bisa dilihat berapa derajat kemunculan hilal, sehingga kita tidak bisa menetapkan 1 Ramadhan," tambahnya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengatakan ada dua tim yang melakukan pengamatan di POB Cibeas ini yakni dari Stasiun Geofisika Bandung dan dari BMKG pusat
Berbagai peralatan untuk menunjang kegiatan ini sudah diatur, tentunya saaT mendekati matahari tenggelam tim rukyat fokus terhadap pengamatan hilal, karena akan nampak saat matahari sudah tenggelam.
Selama pengamatan tim kesulitan melihat hilal karena dekat pancaran matahari tenggelam, kemudian tidak lama bulan ikut tenggelam sehingga potensi terlihatnya hilal sangat kecil untuk seluruh Indonesia khususnya di POB Cibeas
"Untuk mempermudah pengamatan ini kami menggunakan teropong yang sudah diatur yang dilengkapi dengan perangkat canggih, nanti secara otomatis teropong akan mampu mengikuti sasaran bulan, kita tahu koordinatnya di mana akan mengikuti pergerakan bulan, intinya jika cuaca cerah kemungkinan hilal terlihat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Akan sangat kecil hilal bisa teramati, upaya rukyat ini adalah fardu kifayah di mana kita telah melakukan perhitungan dan meyakinkan melihat dengan mata sendiri. Namun hingga beberapa kali melakukan pemantauan hilal tetap tidak terlihat," kata KepaLa Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi Hasen kepada wartawan di Sukabumi, Jumat, (1/4).
Menurut Hasen, pihaknya pun telah melaporkan hasil rukyat dan hisab ini kepada Kementerian Agama RI untuk menentukan awal Ramadhan 1443 H dan
hasil dari sidang isbat ditentukan 1 Ramadhan jatuh pada Minggu, (3/4).
Sementara, Hakim Pengadilan Agama Cibadak Rojudin menambahkan sidang hari ini dari empat perukyat yang dihadirkan yang telah diambil sumpahnya antara lain 1. KH Aang Yahya, KH Anshori Fudholi, KH Ismatullah Syarif dan KH Aceng Mahmud Ridwan.
"Tidak ada satupun perukyat yang melihat hilal dan tidak bisa dilihat berapa derajat kemunculan hilal, sehingga kita tidak bisa menetapkan 1 Ramadhan," tambahnya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengatakan ada dua tim yang melakukan pengamatan di POB Cibeas ini yakni dari Stasiun Geofisika Bandung dan dari BMKG pusat
Berbagai peralatan untuk menunjang kegiatan ini sudah diatur, tentunya saaT mendekati matahari tenggelam tim rukyat fokus terhadap pengamatan hilal, karena akan nampak saat matahari sudah tenggelam.
Selama pengamatan tim kesulitan melihat hilal karena dekat pancaran matahari tenggelam, kemudian tidak lama bulan ikut tenggelam sehingga potensi terlihatnya hilal sangat kecil untuk seluruh Indonesia khususnya di POB Cibeas
"Untuk mempermudah pengamatan ini kami menggunakan teropong yang sudah diatur yang dilengkapi dengan perangkat canggih, nanti secara otomatis teropong akan mampu mengikuti sasaran bulan, kita tahu koordinatnya di mana akan mengikuti pergerakan bulan, intinya jika cuaca cerah kemungkinan hilal terlihat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022