Bekasi (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku kecewa dengan kinerja aparaturnya dalam mewujudkan program sejuta lubang biopori.

"Dari target satu juta lubang, realisasinya baru sekitar sepuluh persen," kata Rahmat di Bekasi, Senin.

Gerakan sejuta lubang biopori dicanangkan Pemkot Bekasi pada tahun 2015, meskipun telah dimulai pada tahun 2013.

Pencanangan gerakan ini ditujukan sebagai salah satu solusi penanganan banjir yang masih kerap menggenangi sejumlah wilayah setempat.

Capaian lubang biopori yang baru berkisar sepuluh persen itu sangat disayangkan oleh Rahmat karena target tersebut dipatok dengan perhitungan realistis.

"Dengan asumsi masing-masing aparat membuat minimal tiga lubang saja dalam seminggu, target itu bisa tercapai dalam waktu setahun karena saat ini jumlah aparat kita mencapai 13.000 orang," katanya.

Rahmat meyakini, jika aparatur tersebut bisa menjalankan pembuatan lubang biopori tersebut secara konsisten, tanpa perlu melibatkan pihak lain pun target sejuta lubang bipori tersebut bisa tercapai.

"Kerja sama dengan pihak lain tentu turut membantu, tapi jika aparatur kompak, target itu bisa lebih cepat direalisasikan," katanya.

Untuk keperluan pembuatan lubang biopori tersebut, Badan Pengendali Lingkungan Hidup telah menyiapkan tongkat khusus.

Warga atau instansi yang ingin berpartisipasi membuat lubang biopori di lingkungan setempat bisa memohon peminjaman tongkat tersebut kepada BPLH.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015