Sukabumi (Antara Megapolitan) - Berdasarkan data PT Pupuk Kujang, angka serapan pupuk subsidi oleh petani di Jawa Barat sejak Januari hingga pertengahan Desember masih rendah atau baru 75 persen.

"Kuota pupuk subsidi jenis Urea untuk wilayah Jabar pada tahun ini sebanyak 581.250 ton, tetapi penyerapan pupuk dari seluruh daerah di Jabar baru 75 persen," kata Manajer Humas PT Pupuk Kujang Ade Cahya kepada Antara di Sukabumi, Senin.

Menurutnya, ada beberapa daerah yang serapannya sangat kecil bahkan ada yang nol (0) persen seperti Depok dan Bekasi karena daerah tersebut sudah banyak alih fungsi lahan pertanian ke bangunan. Selain itu, masih rendahnya angka serapan pupuk subsidi ini karena musim kemarau yang panjang sehingga banyak petani yang beralih profesi atau memilih tidak bertani.

Akibat turunnya serapan pupuk tersebut sesuai Peraturan Menteri Pertanian nomor 60 tahun 2015, kuota pupuk subsidi untuk wilayah Jabar pada 2016 turun menjadi 571.940 ton untuk jenis urea, kemudian jenis NPK sebanyak 336.080 ton dan organik sebanyak 56.750 ton. Berkurangnya permintaan itu, sesuai permintaan pemerintah daerah yang diteruskan ke pihak Kementan RI.

"Jika dalam perjalanan ada tambahan permintaan pupuk subsidi, maka kami akan segera mendistribusikan karena cadangan pupuk subsidi di berbagai gudang PT Pupuk Kujang mencukupi," tambahnya.

Di sisi lain, Ade mengatakan angka penyerapan pupuk subsidi di Kabupaten Sukabumi merupakan paling terbaik dan hingga pertengah Desember sudah mencapai 92 persen serta diprediksi hingga akhir tahun ini angka serapannya bisa mencapai 100 persen. Bahkan, pada 2016 mendatang, permintaan pupuk untuk Kota dan Kabupaten Sukabumi bertambah sebanyak 834 ton sesuai permintaan dari pemda setempat.

Untuk 2015 ini, kuota pupuk subsidi jenis urea untuk wilayah Sukabumi mencapai 40.870 ton sehingga pada tahun depan kuotanya sebanyak 41.704 ton. Ia mengatakan Kota dan Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah penghasil komoditas pertanian khususnya beras sehingga serapan pupuknya cukup tinggi dibandingkan daerah lain.

Selain itu, untuk 2016 mendatang agar angka serapa pupuk subsidi meningkat, pemerintah daerah dan pusat akan lebih mendorong penggunaan lahan tidur untuk dimanfaatkan menjadi lahan pertanian. Tapi harus diakui, petani di Jabar hingga saat ini mayoritas masih lebih senang menggunakan pupuk urea dibandingan organik dan NPK.

"Ke depannya kami juga mendorong petani agar lebih meningkatkan penggunaan pupuk organik, karena hasil pertanian organik harganya lebih menguntungkan, walaupun masa tanamnya lebih panjang," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015