Dosen Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) terpilih menjadi pembicara dalam kegiatan focus group discussion (FGD) program kreativitas mahasiswa (PKM) perguruan tinggi seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten yang diselenggarakan secara virtual pada Senin ini.
"Perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global. Dalam proses pendidikannya, harus lengkap atau komprehensif baik hardskill dan softskill," kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMMI Dr Andri M Idharul Haq dalam sambutannya, Senin.
Menurut Andri, suatu kebanggaan tersendiri bagi UMMI di mana dosen universitas yang telah banyak melahirkan tenaga ahli dan pemimpin yang berakhlakul karimah ini bisa menjadi pembicara dalam kegiatan PKM yang diikuti berbagai perguruan tinggi yang ada di wilayah Jabar dan Banten.
Kegiatan PKM menjadi salah satu unsur yang diperlukan untuk melengkapi kualifikasi yaitu kompetensi lulusan serta menjadi bagian dari indikator kinerja utama (IKU) UMMI di 2021 yang salah satunya yaitu prestasi nasional.
Baca juga: FKIP UMMI siap lahirkan calon pendidik kreatif dan menginspirasi
Selain itu, agar IKU bisa tercapai, UMMI kerap membidik berbagai kegiatan mulai dari PKM yang merupakan kegiatan diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sampai Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
Adapun dosen UMMI yang menjadi pembicara Pada FGD PKM perguruan tinggi seluruh Jabar Banten yakni Lela Lailatul Khumaisah yang merupakan dosen Program Studi Kimia yang juga Ketua Tim PKM UMMI. Kemudian pembicara kedua yaitu Billyardi Ramdhan dosen Program Studi Pendidikan Biologi UMMI yang juga merupakan Reviewer PKM Nasional.
Lela memaparkan peran dosen pendamping dalam akselerasi kualitas dan jumlah proposal PKM tahun 2022 yang menitikberatkan pada persaingan yang sangat ketat di PKM tahun ini.
Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi yang terintegrasi dalam penyusunan proposal PKM antara dosen pendamping dan mahasiswanya, sehingga dosen pendamping memiliki peranan yang besar dalam menghasilkan proposal PKM yang berkualitas dan sesuai dengan pedoman terbaru.
Baca juga: UMMI tingkatkan kompetensi dan kualitas dosen
Dosen pendamping dituntut untuk adaptif dan paham terhadap Pedoman PKM serta mampu untuk memotivasi mahasiswa yang didampingi agar fokus dan berkemauan keras dalam penyusunan proposal PKM.
Seiring dengan adanya kurikulum merdeka belajar kampus merdeka (MBKM), dosen pendamping dapat pengakuan dalam kegiatan mahasiswanya di PKM ke mata kuliah tertentu yang terkait sesuai dengan capaian pembelajaran yang dihasilkan.
Sementara, Billyardi menjelaskan tentang proses seleksi yang terjadi di Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) terkait strategi untuk meminimalisasi kesalahan dan gugur di tahap seleksi.
Dengan adanya strategi dan kiat, diharapkan akan semakin banyaknya proposal yang lolos dan didanai. Maka dari itu, banyaknya proposal yang didanai menjadi pengalaman berharga dalam mencetak lulusan yang unggul, kompetitif, adaptif, fleksibel, produktif, dan berdaya saing dengan karakter pancasila.
Baca juga: Lulusan UMMI harus jadi pemimpin termuka dan berakhlakul karimah
Pengalaman pendanaan PKM ini, mahasiswa diharapkan dapat menjadi pribadi yang tahu dan taat aturan, kreatif dan inovatif, objektif kooperatif dalam membangun keragaman intelektual.
Di sisi lain, kesuksesan UMMI dalam ajang PKM yang diselenggarakan Kemendikbudristek RI dari tahun ke tahun terutama pada 2020 dan 2021 berhasil lolos sampai ajang PIMNAS dan berhasil meraih medali perak.
Dengan capaian itu, menempatkan UMMI di urutan ke 24 dan 25 perguruan tinggi terbaik pada PIMNAS 2020 dan 2021, sehingga dua tahun terakhir menjadi perguruan tinggi swasta terbaik kedua nasional dan terbaik di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV yang mencakup Jabar dan Banten.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022