Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menawarkan empat peluang investasi kepada calon investor dalam forum "Bogor Economic Summit 2015" yang berlangsung di Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu.
"Kabupaten Bogor juga sedang mengembangkan bidang transportasi diantaranya `transit oriented development` (TOD) di kawasan Susukan dan Sentul, poros tengah timur," kata Bupati Bogor Nurhayanti.
Ia menjelaskan, rancangan TOD Susukan berada di Desa Susukan, Kecamatan Bojonggeda, tepatnya di ujung sebelah timur Jalan Raya Tegar Beriman, Cibinong dan di seberang lintasan kereta api Jakarta-Bogor. Luas lahan yang tersedia 125 hektare dan pengembangan pengembangan simpul transportasi regional pembagi pergerakan Utara-Selatan dan Barat-Timur Jabodetabek.
"Kawasan ini memiliki potensi pengembangan infrastruktur jaringan jalan utama, dilintasi jari kereta api dan dirancanga untuk dikembangkan sebagai kawasan TOD yang memadukan fungsi fasilitas transportasi jalan, kereta api yang berintensitas tinggi," katanya.
Terkait TOD Sentul, dia menjelaskan, luas kawasan pengembangan mencapai 19 hektare lahan dengan kawasan perumahan, industri, perdagangan jasa dan pertanian. Konsep yang ditawarkan dalam pengembangan kawasan TOD Sentul adalah pemukiman perkotaan dengan kepadatan sedang.
Peluang investasi lainnya yang ditawarkan Bupati Bogor adalah pengembangan Jalan Poros Tengah Timur atau dikenal dengan Jalur Puncak II dengan panjang 56,25 kilometer dan lebar 30 meter diyakini akan mempermudah akses dari kota lain.
"Secara topografi merupakan wilayah lembah yang berbukit dialiri beberapa sungai besar. Peluang investasi yang potensial dikembangkan adalah pusat wisata alam, pusat pemukiman bernuansa hijau, pusat konvensi, bisnis serta pusat olah raga, rekreasi dan yang terpenting solusi bagi kemacetan di Puncak," katanya.
Jalan Poros Tengah Timur terbagi dua segmen, yakni Sentul-Istana Cipanas, dan Sukamakmur-Cariu-Karawang. Titik awal jalur ini berada di Gerbang Sirkuit Sentul tepatnya dekan tol Jagorawi.
"Program pelaksanaan telah ada penetapan kebijakan dan perencanaan sejak 2008 hingga 2013 dan masih menunggu proses rekomendasi pinjam pakai kawasan hutan," katanya.
Peluang investasi yang tidak kalah potensial lainnya, yakni pengembangan GOR Pakansari yang terletak di area Cibinong Raya, memiliki luas 64 hektare, pada bagian pusat terdapat stadiun sepak bola dengan kapasitas tempat duduk 60 ribu penonton. Di sekitar stadiun akan dibangun arena pendukung untuk kegiatan berskala internasional.
Nurhayanti menambahkan, dalam rancangan induk GOR Pakansari terdapat rencana akses pengembangan jalan GOR terhubung antara jalan Raya Jakarta-Bogor, Jalan Tegar Beriman-Jalan Sukahati-Jalan Karadenan.
"Untuk jaringan transportasi disekitar kawasan GOR Pakansari direncanakan akan dibangun Stasiun LRT yang terkoneksi dengan Sirkuit Sentul," katanya.
"Bogor Economic Summit" (BES) merupakan program kerja sama antara Pemerintah Kabupaten dan Kota Bogor yang bertujuan untuk menyatukan gerak langkah dan merancang program pembangunan dari berbagai sektor baik itu sosial-ekonomi, infrastruktur, pariwisata dan kesehatan.
Forum BES lahir dari sebuah pemikiran, yakni memandang percepatan pembangunan ekonomi di Bogor tidak bisa dilakukan oleh satu wilayah atau stakeholders saja tetapi harus dilakukan bersama-sama antar wilayah maupun antar pemerintah, dunia usaha, akademisi, serta masyarakatnya.
Dalam forum yang keempat tersebut, Pemerintah Kota Bogor juga menawarkan peluang investasi di sektor transportasi. Salah satunya pengembangan TOD di Sukaresmi dengan total nilai investasi mencapai Rp1,4 triliun.
"Kawasan TOD Sukaresmi ini konsepnya super block yang memiliki fasilitas berupa stasiun kereta api, apartemen, terminal Sukaresmi, perkantoran, mall dan fasilitas pendukung lainnya," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya.
Kedua pemerintah saling menawarkan peluang investasi di daerah masing-masing kepada para pelaku usaha, maupun calon investor yang hadir dalam forum tahunan tersebut, yang juga difasilitas oleh BKPM.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Kabupaten Bogor juga sedang mengembangkan bidang transportasi diantaranya `transit oriented development` (TOD) di kawasan Susukan dan Sentul, poros tengah timur," kata Bupati Bogor Nurhayanti.
Ia menjelaskan, rancangan TOD Susukan berada di Desa Susukan, Kecamatan Bojonggeda, tepatnya di ujung sebelah timur Jalan Raya Tegar Beriman, Cibinong dan di seberang lintasan kereta api Jakarta-Bogor. Luas lahan yang tersedia 125 hektare dan pengembangan pengembangan simpul transportasi regional pembagi pergerakan Utara-Selatan dan Barat-Timur Jabodetabek.
"Kawasan ini memiliki potensi pengembangan infrastruktur jaringan jalan utama, dilintasi jari kereta api dan dirancanga untuk dikembangkan sebagai kawasan TOD yang memadukan fungsi fasilitas transportasi jalan, kereta api yang berintensitas tinggi," katanya.
Terkait TOD Sentul, dia menjelaskan, luas kawasan pengembangan mencapai 19 hektare lahan dengan kawasan perumahan, industri, perdagangan jasa dan pertanian. Konsep yang ditawarkan dalam pengembangan kawasan TOD Sentul adalah pemukiman perkotaan dengan kepadatan sedang.
Peluang investasi lainnya yang ditawarkan Bupati Bogor adalah pengembangan Jalan Poros Tengah Timur atau dikenal dengan Jalur Puncak II dengan panjang 56,25 kilometer dan lebar 30 meter diyakini akan mempermudah akses dari kota lain.
"Secara topografi merupakan wilayah lembah yang berbukit dialiri beberapa sungai besar. Peluang investasi yang potensial dikembangkan adalah pusat wisata alam, pusat pemukiman bernuansa hijau, pusat konvensi, bisnis serta pusat olah raga, rekreasi dan yang terpenting solusi bagi kemacetan di Puncak," katanya.
Jalan Poros Tengah Timur terbagi dua segmen, yakni Sentul-Istana Cipanas, dan Sukamakmur-Cariu-Karawang. Titik awal jalur ini berada di Gerbang Sirkuit Sentul tepatnya dekan tol Jagorawi.
"Program pelaksanaan telah ada penetapan kebijakan dan perencanaan sejak 2008 hingga 2013 dan masih menunggu proses rekomendasi pinjam pakai kawasan hutan," katanya.
Peluang investasi yang tidak kalah potensial lainnya, yakni pengembangan GOR Pakansari yang terletak di area Cibinong Raya, memiliki luas 64 hektare, pada bagian pusat terdapat stadiun sepak bola dengan kapasitas tempat duduk 60 ribu penonton. Di sekitar stadiun akan dibangun arena pendukung untuk kegiatan berskala internasional.
Nurhayanti menambahkan, dalam rancangan induk GOR Pakansari terdapat rencana akses pengembangan jalan GOR terhubung antara jalan Raya Jakarta-Bogor, Jalan Tegar Beriman-Jalan Sukahati-Jalan Karadenan.
"Untuk jaringan transportasi disekitar kawasan GOR Pakansari direncanakan akan dibangun Stasiun LRT yang terkoneksi dengan Sirkuit Sentul," katanya.
"Bogor Economic Summit" (BES) merupakan program kerja sama antara Pemerintah Kabupaten dan Kota Bogor yang bertujuan untuk menyatukan gerak langkah dan merancang program pembangunan dari berbagai sektor baik itu sosial-ekonomi, infrastruktur, pariwisata dan kesehatan.
Forum BES lahir dari sebuah pemikiran, yakni memandang percepatan pembangunan ekonomi di Bogor tidak bisa dilakukan oleh satu wilayah atau stakeholders saja tetapi harus dilakukan bersama-sama antar wilayah maupun antar pemerintah, dunia usaha, akademisi, serta masyarakatnya.
Dalam forum yang keempat tersebut, Pemerintah Kota Bogor juga menawarkan peluang investasi di sektor transportasi. Salah satunya pengembangan TOD di Sukaresmi dengan total nilai investasi mencapai Rp1,4 triliun.
"Kawasan TOD Sukaresmi ini konsepnya super block yang memiliki fasilitas berupa stasiun kereta api, apartemen, terminal Sukaresmi, perkantoran, mall dan fasilitas pendukung lainnya," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya.
Kedua pemerintah saling menawarkan peluang investasi di daerah masing-masing kepada para pelaku usaha, maupun calon investor yang hadir dalam forum tahunan tersebut, yang juga difasilitas oleh BKPM.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015