Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), yang juga pakar seni rupa dan pematung Indonesia Dra Iriantine Karnaya, M.Ars., meninggal dunia pada usia 72 tahun di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.

Dekan FTUI, Prof Dr Heri Hermansyah dalam keterangannya di Depok, Selasa, mengatakan sebagai seorang seniman, Iriantine Karnaya seorang pematung yang visioner. Sebagai seorang pengajar, beliau juga salah satu pengajar seni terbaik di FTUI.

"Karya-karya Bu Tine selalu memberikan kontras yang terpadu dengan baik dan meninggalkan kesan yang mendalam pada orang yang menikmati karya seninya," katanya.

Baca juga: Mahasiswa UI ciptakan alat penerjemah bahasa isyarat

Beliau terkenal sebagai pematung yang mengeksplorasi bahan logam dan kayu. Karya-karya Bu Tine dapat ditemukan di FTUI, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, Perpustakaan Pusat UI, IMERI Fakultas Kedokteran UI, maupun di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Sepanjang hidupnya, ratusan karya almarhumah tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa karya instalasi seni Tine, sapaan akrabnya pernah memenangkan penghargaan, seperti penghargaan bronze dari Museum of Modern Art Anvers, Belgia atas karya “Honesty III” di tahun 2004.

Selain itu, penghargaan dari Museum Modern Art Sharjah, Uni Emirates Arab, atas karya “Flower Power” di tahun 2002, Pemenang Karya Terbaik (Gula & Semut, 1995, bronze) dalam pameran Seni Patung “Trienal II”, Galeri Nasional Jakarta, dan penghargaan bronze dari WHO (Kesehatan Ibu dan Anak) atas karya “Kasih Sayang” pada 1997.

Baca juga: Mahasiswa Fakultas Teknik UI tawarkan penyempurnaan aplikasi PeduliLindungi

Kepergian Tine juga meninggalkan kesan yang mendalam pada rekan-rekan sejawatnya. Seperti dikatakan Ketua Departemen Arsitektur FTUI, Dr. Ir. Achmad Hery Fuad, M.Eng., Iriantine Karnaya adalah rekan kerja yang luar biasa. Visi, kreativitas, dan dedikasinya pada seni sangat mengagumkan.

"Terakhir kami tergabung dalam tim pengembangan kompleks Adhyaksa Loka di Ceger pada tahun 2014. Bu Tine tergabung dalam tim desain Monumen Nurani Adhyaksa setinggi 17 meter dengan bintang Adhyaksa raksasa setinggi 5 meter, sementara saya bergabung dalam tim desain Master Plan dan Arsitekturnya," katanya.

Almarhumah Dra Iriantine Karnaya, M.Ars dimakamkan di San Diego Hills.

Baca juga: 43 laboratorium FTUI berhasilraih sertifikasi ISO 45001:2018

Iriantine Karnaya lahir di Rangkasbitung, Banten, pada 9 Januari 1950. Almarhumah menyelesaikan sarjana di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, kemudian melanjutkan pendidikan magister di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Tine aktif sebagai pengajar Seni Rupa Dasar di Departemen Arsitektur, FTUI, dan Pengajar Studio Patung di Institut Kesenian Jakarta.

Pada periode 1996 – 2017, ia menyelenggarakan lima pameran tunggal dan beberapa pameran bersama. Pameran tunggal pertama pada tahun 1996 di Depdikbud, Gambir, Jakarta, pameran tunggal kedua pada tahun 1997 di Galeri Soemardja, Institut Teknologi Bandung, pameran tunggal ketiga pada tahun 1999 di Galeri Lontar, Jakarta, pameran tunggal keempat dengan judul “Narasi Simbolik” pada tahun 2000 di Galeri Nasional Jakarta dan pameran tunggal kelima dengan judul “Menu Hari Ini” diadakan pada Juni 2007 di Museum Nasional, Jakarta.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022