Guru Besar IPB Prof. Muhammad Buce Saleh mengatakan terdapat skenario optimistis yang mungkin terjadi pada keadaan sumber daya hutan (SDH) Indonesia dalam periode 20 tahun ke depan, jika pertumbuhan ekonomi tidak lagi bergantung kepada sumber daya tersebut. 

"Skenario optimistis, di mana kondisi luas kawasan hutan dapat dipertahankan dan konflik dapat diselesaikan," kata Buce di Kota Bogor, Senin.  

Buce menjelaskan dalam kondisi luas tutupan lahan hutan yang semakin berkurang dalam 20 tahun berjalan, sebetulnya ada tiga skenario yang memungkinkan yakni skenario pesimis, moderat dan optimis. 

Menurut teori, kata dia, dari tiga skenario tersebut skenario optimis merupakan kondisi yang sangat ideal. Ini mungkin terjadi bila kita mencegah pertambahan penduduk serta pertumbuhan ekonomi sudah tidak tergantung lagi kepada SDH.

Namun, hasil penelitian menunjukkan rekomendasi skenario lain yang paling memungkinkan bagi Indonesia yakni Skenario Moderat. 

Skenario Moderat yaitu kondisi luas kawasan hutan akan berkurang sebesar 20 persen, namun konflik dapat diselesaikan, sehingga luas tutupan hutan kemungkinan akan lebih besar dari luas kawasan hutan.

Buce menyebutkan pengurangan luas tutupan hutan di Indonesia di Pulau Sumatera, terjadi sebesar 18 persen, Pulau Jawa sebesar sembilan persen, Pulau Kalimantan sebesar 20 persen, Pulau Sulawesi sebesar 14 persen, Pulau Maluku sebesar 10 persen, Pulau Bali Nusa sebesar 17 persen dan Pulau Papua sebesar tujuh persen. 

Kondisi ini terjadi karena seiring dengan perkembangan penduduk dan tuntutan pembangunan, luasan hutan tersebut semakin berkurang.

Atas keadaan tersebut terdapat juga skenario pesimis, dimana kondisi luas kawasan hutan akan berkurang sebesar 20 persen dan konflik masih tetap berlangsung.

Skenario ini diharapkan tidak terjadi di Indonesia, dengan minimal dapat menjalankan skenario moderat.

Dalam perencanaan skenario pemanfaatan SDH Indonesia dalam perspektif waktu 2005-2025, telah memperkirakan luas tutupan hutan akan berkurang 20 persen pada tahun 2025.

Tren tersebut terkonfirmasi dari data penurunan tutupan hutan periode 1990-2020 sekitar 19 persen. Berdasarkan uraian tersebut maka keadaan SDH Indonesia dalam periode 20 tahun ke depan 2005-2025 akan berada dalam tiga skenario tersebut. 

“Hasil analisis terhadap semua skenario masa depan SDH Indonesia dan semua alternatif arahan pemanfaatan menunjukkan bahwa skenario yang paling mungkin dilakukan adalah Skenario Moderat," jelasnya.

Dikatakannya, dalam skenario itu arah pemanfaatan SDH lebih diutamakan untuk usaha skala kecil baik di hutan alam maupun hutan tanaman. Sedangkan usaha skala besar yang ada sekarang didorong agar mempunyai kinerja baik.

Menurutnya, skenario dan arahan pemanfaatan SDH Indonesia di atas hanya gambaran kecil dari penerapan perencanaan spasial. Pada dekade mendatang, perkembangan ilmu dan teknologi akan semakin pesat. 

Tantangannya adalah kemampuan dalam memanfaatkan ilmu dan teknologi tersebut dalam perencanaan spasial SDH agar lebih transparan, partisipatif dan kolaboratif.

“Namun, penerapan teknologi semata belum mampu mengurai permasalahan pengelolaan SDH. Dibutuhkan pengetahuan atau bidang ilmu lainnya seperti ilmu sosial, ekonomi dan politik,” ujarnya.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022