Pemerintah Kota Bogor di Provinsi Jawa Barat memprioritaskan upaya pencegahan COVID-19 di lingkungan sekolah menyusul tren peningkatan kasus penularan virus corona pada guru, tenaga kependidikan, dan siswa.

"Saat ini masih terjadi penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia, termasuk Bogor. Upaya pencegahan penularan di sektor pendidikan menjadi prioritas utama," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim kepada ANTARA di Kota Bogor, Sabtu.

Baca juga: Pemkot Bogor belum berencana melaksanakan kembali pembelajaran tatap muka
Baca juga: 1.000 lebih warga kota Bogor dapat vaksinasi penguat
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto sebelumnya mengatakan bahwa data kasus COVID-19 harian menunjukkan sekitar 240 dari 500 lebih orang yang tertular COVID-19 adalah guru, tenaga kependidikan, dan siswa, karenanya pemerintah kota belum berencana melaksanakan kembali pembelajaran tatap muka di sekolah.

Wakil Wali Kota Bogor mengatakan bahwa pemerintah kota akan berkoordinasi dengan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Jawa Barat di Kota Bogor untuk menindaklanjuti laporan mengenai sekolah yang masih melaksanakan pembelajaran tatap muka.

"Menjadi perhatian dan akan kita koordinasikan dengan KCD Jabar untuk tindakan lebih lanjut," kata Dedie.

Baca juga: 80 persen pasien positif COVID-19 di Kota Bogor tidak perlu perawatan RS

Dinas Kesehatan pada Jumat (11/2) mencatat 621 kasus COVID-19 di Kota Bogor, lebih banyak dari jumlah kasus pada Kamis (10/2), yang tercatat 611. Sebagian dari kasus penularan virus corona tersebut terjadi pada warga sekolah.

Guna mencegah penularan COVID-19 di lingkungan sekolah, Pemerintah Kota Bogor menghentikan sementara pembelajaran tatap muka terbatas di seluruh sekolah dari 3 sampai 7 Februari 2022 dan kemudian memutuskan untuk melanjutkan penghentian pelaksanaan pembelajaran tatap muka.
 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022