Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Jawa Barat mencatat sejak awal 2022 kasus warga yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) meningkat seiring dengan naiknya angka kasus warga yang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Hingga saat ini sudah ada 39 warga Kota Sukabumi yang terjangkit DBD, bahkan jika dibandingkan dengan Desember 2021 peningkatannya cukup drastis," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Kota Sukabumi Wahyu Handriana di Sukabumi, Jumat.
Menurut Wahyu, meningkatnya kasus DBD dipengaruhi faktor cuaca dimana pada Januari ini mulai masuk musim kemarau, meskipun Kota Sukabumi masih sering turun hujan, sehingga banyak genangan air di pemukiman warga yang dijadikan tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegipty dan Aedes Albopictus.
Baca juga: Empat warga Sukabumi meninggal akibat DBD
Bahkan, meningkatnya angka kasus penyebaran DBD ini, seiring dengan kasus COVID-19 yang mulai merangkak naik sejak awal tahun meskipun tidak sampai terjadi lonjakan kasus baru warga yang terkonfirmasi virus mematikan ini.
Sesuai data Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi hingga Kamis (27/1) total pasien positif COVID-19 sebanyak 10 orang atau bertambah tiga pasien dari hari sebelumnya atau Rabu, (26/1). Dari 10 pasien tersebut tiga diantaranya sudah dinyatakan sembuh.
"Untuk mencegah penyebaran DBD di tengah pandemi COVID-19 kuncinya harus selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, mulai dari membersihkan air yang tergenang, menutup atau mengubur barang yang bisa dijadikan tempat nyamuk berkembang biak dan lainnya," tambahnya.
Baca juga: Pemkot Sukabumi sebar surat edaran antisipasi DBD
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi Lulis Delawati mengatakan dibandingkan dengan periode yang sama pada Januari 2021 jumlah pasien DBD sebanyak 23 orang, dan Januari 2022 39 orang.
Walaupun terjadi lonjakan warga yang terjangkit DBD, tetapi hingga saat ini belum ada laporan ada pasien yang meninggal dunia. Untuk pencegahan yang menjadi garda terdepan adalah masyarakat mulai dari memberantas sarang nyamuk, membersihkan lingkungan hingga antisipasi lainnya.
Baca juga: Pemkot Sukabumi belum tetapkan status KLB DBD
Pemkot Sukabumi tidak tinggal diam dalam menekan angka penyebaran kasus DBD ini, mulai dari pemberantasan sarang nyamuk, edukasi hingga Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengeluarkan Surat Edaran (SE) dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD dengan memperkuat pelaksanaan gerakan satu rumah satu jumantik atau juru pemantau jentik (G1R1J).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Hingga saat ini sudah ada 39 warga Kota Sukabumi yang terjangkit DBD, bahkan jika dibandingkan dengan Desember 2021 peningkatannya cukup drastis," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Kota Sukabumi Wahyu Handriana di Sukabumi, Jumat.
Menurut Wahyu, meningkatnya kasus DBD dipengaruhi faktor cuaca dimana pada Januari ini mulai masuk musim kemarau, meskipun Kota Sukabumi masih sering turun hujan, sehingga banyak genangan air di pemukiman warga yang dijadikan tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegipty dan Aedes Albopictus.
Baca juga: Empat warga Sukabumi meninggal akibat DBD
Bahkan, meningkatnya angka kasus penyebaran DBD ini, seiring dengan kasus COVID-19 yang mulai merangkak naik sejak awal tahun meskipun tidak sampai terjadi lonjakan kasus baru warga yang terkonfirmasi virus mematikan ini.
Sesuai data Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi hingga Kamis (27/1) total pasien positif COVID-19 sebanyak 10 orang atau bertambah tiga pasien dari hari sebelumnya atau Rabu, (26/1). Dari 10 pasien tersebut tiga diantaranya sudah dinyatakan sembuh.
"Untuk mencegah penyebaran DBD di tengah pandemi COVID-19 kuncinya harus selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, mulai dari membersihkan air yang tergenang, menutup atau mengubur barang yang bisa dijadikan tempat nyamuk berkembang biak dan lainnya," tambahnya.
Baca juga: Pemkot Sukabumi sebar surat edaran antisipasi DBD
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi Lulis Delawati mengatakan dibandingkan dengan periode yang sama pada Januari 2021 jumlah pasien DBD sebanyak 23 orang, dan Januari 2022 39 orang.
Walaupun terjadi lonjakan warga yang terjangkit DBD, tetapi hingga saat ini belum ada laporan ada pasien yang meninggal dunia. Untuk pencegahan yang menjadi garda terdepan adalah masyarakat mulai dari memberantas sarang nyamuk, membersihkan lingkungan hingga antisipasi lainnya.
Baca juga: Pemkot Sukabumi belum tetapkan status KLB DBD
Pemkot Sukabumi tidak tinggal diam dalam menekan angka penyebaran kasus DBD ini, mulai dari pemberantasan sarang nyamuk, edukasi hingga Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengeluarkan Surat Edaran (SE) dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD dengan memperkuat pelaksanaan gerakan satu rumah satu jumantik atau juru pemantau jentik (G1R1J).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022