Kegiatan Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) yang kembali hadir pada tahun 2022, mengajak para penyuluh pertanian untuk mengasah kreativitas melalui tulisan.
Hal ini juga memperkuat pembangunan pertanian mempunyai tujuan menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan ekspor pertanian.
Menteri pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangan tertulisnya, Sabtu mengatakan Kementerian Pertanian akan terus melakukan pemberdayaan penyuluh, peningkatan kapasitas penyuluh dan pengalaman serta ilmu pengetahuan penyuluh.
Mentan terus mendorong para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk memiliki kemampuan membaca tantangan agroklimat dalam upaya mempercepat terwujudnya ketahanan pangan nasional.
"Saya ingin kedepannya kemampuan PPL diatas rata-rata. Ini penting agar kita semua bisa menjangkau tantangan baru termasuk tantangan agroklimat yang ada. Karena itu kuasai teknologi," ujar Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, secara virtual dari Ruang AOR BPPSDMP menyampaikan bahwa tugas penyuluh adalah meningkatkan kapasitas petani, bagaimana caranya mendampingi petani agar mau dan mampu mengaplikasikan teknologi pertanian untuk menggenjot produktivitas dan meningkatkan produksi pertanian serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca juga: Puluhan petani Bekasi ikuti bimtek jaringan komunikasi penyuluh desa
"Bukan hanya menyediakan pangan untuk masyarakat di Indonesia, tapi juga menyediakan pangan untuk pasar luar negeri atau ekspor. Tahun 2022 ini harus lebih baik dari tahun 2021 agar kita termasuk orang yang beruntung," katanya dalam acara Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) Volume 1, Selasa (4/1/2022).
Dedi menambahkan tugas penyuluh bisa dilakukan melalui berbicara atau silaturahmi dan juga bisa dilakukan melalui bahasa tulisan.
"Saat ini teknologi komunikasi sudah berkembang pesat, maka kita harus bisa memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal, salah satunya adalah melalui bahasa tulisan. Dan langkah pertama dalam menulis adalah dengan banyak membaca," kata Dedi.
Narasumber Ngobras, Sumardi, Penyuluh Pusat Pertanian, mengatakan jika menulis berarti berkomunikasi dengan pembaca atau masyarakat lewat bahasa tulisan. Pesan yang disampaikan bisa berupa informasi, gagasan, pemikiran, ajakan, dan sebagainya.
Sumardi juga memberikan trik dan langkah-langkah dalam menulis. Diantaranya adalah dengan menetapkan tema atau topik, menetapkan judul, membuat kerangka karangan, mengumpulkan bahan tulisan, menulis, mengoreksi dan menyerut, menulis kedua kali, mengoreksi dan menulis terakhir serta mengirimkan dan memperbanyak naskah.
"Penulis harus memiliki 3 K, yaitu Kapasitas, Kapabilitas dan Konsistensi. Penulis harus memiliki kapasitas keilmuan pada persoalan yang ditulis karena memiliki ilmu atau pengalaman, kapabilitas dengan materi yang ditulis karena itu bidang keahliannya serta konsisten terhadap keilmuannya dan juga konsisten untuk tidak memberikan tulisan yang sama pada berbagai media massa," katanya.
Baca juga: Penyuluh Asahan dilatih Jadi mentor rantai nilai
Semua itu berawal dari membaca karena penulis yang baik adalah pembaca yang baik.
"Dengan membaca kita bisa menabung kosakata dan menjadi peneliti kecil-kecilan. Saat menulis tempatkan diri kita sebagai pembaca, karena tujuan menulis adalah agar tulisan kita dibaca oleh orang lain," jelas Sumardi.
"Ada 10 kiat sukses menjadi penulis yaitu berlatih menulis, suka membaca, menguasai tata bahasa, sabar, tekun dan berani, belajar bersama pakarnya, sosialisasi dengan lingkungan, berawal dari hobi, berbagi pengalaman lewat tulisan, jangan berhenti menulis,” terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Hal ini juga memperkuat pembangunan pertanian mempunyai tujuan menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan ekspor pertanian.
Menteri pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangan tertulisnya, Sabtu mengatakan Kementerian Pertanian akan terus melakukan pemberdayaan penyuluh, peningkatan kapasitas penyuluh dan pengalaman serta ilmu pengetahuan penyuluh.
Mentan terus mendorong para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk memiliki kemampuan membaca tantangan agroklimat dalam upaya mempercepat terwujudnya ketahanan pangan nasional.
"Saya ingin kedepannya kemampuan PPL diatas rata-rata. Ini penting agar kita semua bisa menjangkau tantangan baru termasuk tantangan agroklimat yang ada. Karena itu kuasai teknologi," ujar Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, secara virtual dari Ruang AOR BPPSDMP menyampaikan bahwa tugas penyuluh adalah meningkatkan kapasitas petani, bagaimana caranya mendampingi petani agar mau dan mampu mengaplikasikan teknologi pertanian untuk menggenjot produktivitas dan meningkatkan produksi pertanian serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca juga: Puluhan petani Bekasi ikuti bimtek jaringan komunikasi penyuluh desa
"Bukan hanya menyediakan pangan untuk masyarakat di Indonesia, tapi juga menyediakan pangan untuk pasar luar negeri atau ekspor. Tahun 2022 ini harus lebih baik dari tahun 2021 agar kita termasuk orang yang beruntung," katanya dalam acara Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) Volume 1, Selasa (4/1/2022).
Dedi menambahkan tugas penyuluh bisa dilakukan melalui berbicara atau silaturahmi dan juga bisa dilakukan melalui bahasa tulisan.
"Saat ini teknologi komunikasi sudah berkembang pesat, maka kita harus bisa memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal, salah satunya adalah melalui bahasa tulisan. Dan langkah pertama dalam menulis adalah dengan banyak membaca," kata Dedi.
Narasumber Ngobras, Sumardi, Penyuluh Pusat Pertanian, mengatakan jika menulis berarti berkomunikasi dengan pembaca atau masyarakat lewat bahasa tulisan. Pesan yang disampaikan bisa berupa informasi, gagasan, pemikiran, ajakan, dan sebagainya.
Sumardi juga memberikan trik dan langkah-langkah dalam menulis. Diantaranya adalah dengan menetapkan tema atau topik, menetapkan judul, membuat kerangka karangan, mengumpulkan bahan tulisan, menulis, mengoreksi dan menyerut, menulis kedua kali, mengoreksi dan menulis terakhir serta mengirimkan dan memperbanyak naskah.
"Penulis harus memiliki 3 K, yaitu Kapasitas, Kapabilitas dan Konsistensi. Penulis harus memiliki kapasitas keilmuan pada persoalan yang ditulis karena memiliki ilmu atau pengalaman, kapabilitas dengan materi yang ditulis karena itu bidang keahliannya serta konsisten terhadap keilmuannya dan juga konsisten untuk tidak memberikan tulisan yang sama pada berbagai media massa," katanya.
Baca juga: Penyuluh Asahan dilatih Jadi mentor rantai nilai
Semua itu berawal dari membaca karena penulis yang baik adalah pembaca yang baik.
"Dengan membaca kita bisa menabung kosakata dan menjadi peneliti kecil-kecilan. Saat menulis tempatkan diri kita sebagai pembaca, karena tujuan menulis adalah agar tulisan kita dibaca oleh orang lain," jelas Sumardi.
"Ada 10 kiat sukses menjadi penulis yaitu berlatih menulis, suka membaca, menguasai tata bahasa, sabar, tekun dan berani, belajar bersama pakarnya, sosialisasi dengan lingkungan, berawal dari hobi, berbagi pengalaman lewat tulisan, jangan berhenti menulis,” terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022