Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir telah memberi sinyal tentang kepastian penyerapan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) untuk pembangkit listrik listrik di dalam negeri.
 
"Produsen LNG itu mayoritas Pertamina, jadi kemarin sudah ada rapat antara Pertamina dan PLN, kami komit pada kebutuhan dalam negeri," ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.
 
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar LNG yang diproduksi di Indonesia juga diutamakan untuk kepentingan dalam negeri terlebih dahulu sebelum diekspor ke luar negeri.
 
Pernyataan itu bertolak belakang dengan kondisi di lapangan bahwa pasokan LNG justru melimpah karena rendahnya penyerapan yang dilakukan oleh industri-industri besar terkhusus pembangkit listrik.
 
SKK Migas mencatat realisasi pasokan LNG untuk PLN bersumber dari Kilang Bontang dan Kilang Tangguh adalah 58 kargo pada 2019, 40 kargo pada 2020, dan 54 kargo pada 2021.

Baca juga: Menteri BUMN: Kebutuhan energi dalam negeri lebih diprioritaskan
 
Sebanyak 96,5 persen pasokan LNG pada tahun lalu digunakan oleh industri domestik, terutama sektor kelistrikan, sedangkan sisanya 3,5 persen dijual ke luar negeri.
 
Semua kebutuhan untuk energi bisa dipenuhi dari kedua kilang tersebut termasuk beberapa permintaan yang secara tata waktu berubah dari jadwal semula.
 
Berdasarkan catatan SKK Migas ada kargo-kargo yang secara kontraktual telah disiapkan, namun tidak terserap oleh PLN, yaitu sebanyak 13 kargo LNG pada 2020 dan 11 kargo LNG pada tahun lalu.
 
Menanggapi situasi itu, Menteri Erick menyampaikan bahwa Pertamina selaku produsen dan PLN sebagai konsumen LNG harus duduk bersama membahas komoditas ini ke depan agar tidak menghasilkan kebijakan yang prematur.

Baca juga: KPK mulai selidiki dugaan korupsi pembelian LNG PT. Pertamina
 
Saat ini, gas secara industri tidak hanya LNG tetapi ada energi baru melalui gasifikasi batu bara yang dikenal dengan nama dimetil eter (DME).
 
"Untuk jangka pendeknya kebutuhan LNG di PLN yang disuplai Pertamina hari ini sudah putus bahwa diprioritaskan untuk kembali ke PLN, tapi mesti ada teken kontraknya karena semua mesti ada kepastian," pungkas Erick.


 

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022