Anggota Komisi VI DPR RI Abdul Hakim Bafagih mengatakan BUMN harus bisa menjadi lokomotif atau penggerak pemulihan ekonomi nasional di Tanah Air.

"BUMN harus menjadi lokomotif sekaligus mitra dalam membangun ekonomi masyarakat," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Hal tersebut disampaikannya kepada peserta seminar Sosialisasi "Program Pemulihan Ekonomi Nasional" di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Menurutnya, pandemi COVID-19 betul-betul memukul ekonomi masyarakat. Banyak usaha hancur karena pandemi. Oleh karena itu, BUMN memiliki tanggung jawab besar ikut serta dalam pemulihan ekonomi.

"Saya akan mendorong BUMN agar terlibat aktif dalam pemulihan ekonomi masyarakat," ujar Bafagih.

Jika sebelumnya BUMN terlibat dalam upaya pencegahan dan penularan virus COVID-19, maka setelah pandemi BUMN harus menjadi pilar kebangkitan ekonomi. Salah satunya pemulihan di sektor pertanian.

Sementara itu, Ketua Buruh Tani Nelayan Kabupaten Nganjuk, Nu'man Iskandar mengatakan pangan adalah kunci dalam pemulihan ekonomi. Oleh sebab itu, konsep pembangunan pertanian yang dilaksanakan harus berbasis kedaulatan dan kemandirian.

Baca juga: Menteri BUMN: Saat ini perubahan rantai pasok global jadi tantangan besar

"Ada banyak konsep pembangunan kemandirian, tapi praktiknya justru sebaliknya yakni dibuat agar petani ketergantungan," kata dia.

Nu'man Iskandar yang juga Tenaga Ahli Anggota DPR RI tersebut menilai harus ada transformasi dalam pemberdayaan petani. Tanpa transformasi, maka pemberdayaan masyarakat hanya jargon tanpa isi.

"Untuk itu, kemandirian ini yang akan menjadi ujung tombak dalam pemulihan ekonomi," ujarnya.

Baca juga: Presiden Jokowi apresiasi Menteri BUMN atas gagasan pendirian Merah Putih Fund
Baca juga: BUMN beri dana pendidikan kepada 2.651 anak TNI/Polri

Ketua Asosiasi Kakao Indonesia Fajar Sasora mengatakan budi daya kakao sebagai salah satu pilar pertanian yang bisa diharapkan di masa depan.

Apalagi, menurutnya, banyak warga Nganjuk yang menggarap lahan Perum Kehutanan Negara Indonesia (Perhutani). Kondisi tersebut menjadi peluang besar dalam membangun ekonomi di bidang pertanian.

"Kebutuhan kakao dalam negeri tergolong tinggi dan pasar ekspor juga terbuka lebar," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Zulfikar

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021