Karawang, (Antara Megapolitan) - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyumbang pendapatan devisa negara sekitar Rp315 miliar pada 2014, kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat Suroto, Senin.

"Devisa yang dihasilkan para TKI sangat besar. Jadi sudah waktunya nasib mereka di luar negeri menjadi perhatian bersama," katanya di sela sosialisasi penempatan TKI di Karawang, Senin.

Meski diakui devisa yang dihasilkan dari para TKI cukup besar. Tetapi ia berharap agar para TKI yang sudah pulang ke Tanah Air tidak berangkat lagi ke luar negeri sebab bekerja di luar negeri, khususnya sebagai pembantu rumah tangga itu cukup besar risikonya.

"Mereka lebih baik bekerja di dalam negeri saja, tidak lagi berangkat ke luar negeri menjadi TKI. Bahkan lebih baik, hasil dari TKI itu dijadikan sebagai modal untuk usaha di kampungnya masing-masing," kata dia.

Suroto mengatakan, sejak Januari hingga September 2015, warga Karawang yang berangkat ke luar negeri untuk menjadi TKI mencapai sekitar 1.635 orang. Sedangkan untuk jumlah kasusnya pada tahun ini mencapai 25 kasus.

Dari 25 kasus yang dialami TKI itu di antaranya kasus kekerasan yang dilakukan keluarga majikan, putus komunikasi antara TKI dengan keluarganya di Tanah Air dan lain-lain.

Sementara itu, Ibu Menteri Tenaga Kerja, Ma`rifah Hanif Dakhiri yang menghadiri kegiatan di Karawang mengatakan, setiap calon TKI harus dilatih dan dibekali berbagai hal sebelum berangkat ke luar negeri.

Di antara yang perlu dipersiapkan ialah memiliki pengetahuan tentang negara tempatnya bekerja, seperti bahasa dan kebiasaan orang-orang di negara tujuan. Nantinya mereka bisa berkomunikasi dan beradaptasi selama bekerja di luar negeri.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015