Surabaya (Antara Megapolitan) - United Nation for Children Fun (UNICEF) mencatat 62 persen perempuan Indonesia melahirkan dengan bantuan bidan. Sedangkan 21 persen lainnya melahirkan dengan bantuan dokter, dan 17 persen melahirkan dengan bantuan dukun beranak.
"Besarnya bantuan melahirkan dari bidan menjadikan di banyak daerah bidan adalah rujukan utama untuk ibu hamil dan melahirkan," kata Perwakilan UNICEF Jawa Timur dan Jawa Tengah, I Made Sutama, ketika peluncuran info bidan di Surabaya, Minggu.
Bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebuah investasi inovatif dirancang untuk meningkatkan pengetahuan bidan melalui info bidan. Itu menjadi sebuah program percontohan yang diujicobakan pada 2012-2013, dengan memanfaatkan potensi teknologi selular dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
"Data nasional mencatat bahwa setiap tahunnya ada sekitar 5.000 orang ibu meninggal ketika melahirkan, dan 28.000 bayi meninggal ketika dilahirkan," tuturnya di sela acara yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.
Menurut dia, Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi Jawa Timur sudah berada di bawah target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, sebesar 102 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Secara rinci, data laporan kematian ibu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan tahun 2011 sebesar 101,4 per 100.000 kelahiran hidup, lalu pada tahun 2012 sebesar 97,43 per 100 ribu kelahiran hidup, dan pada tahun 2013 sebesar 97,39 per 100 ribu kelahiran hidup.
Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan yang difasilitasi pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88 persen. Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun," paparnya.
"Penyebab tingginya angka kematian ibu melahirkan juga bisa terjadi karena kualitas hidup yang rendah, rata-rata pendidikan rendah, derajat kesehatan dan gizi yang rendah, dan lain-lain," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015