Bencana longsor dan angin kencang menerjang tiga kecamatan yang berada di wilayah utara Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menyebabkan kerusakan bangunan, kendaraan, akses jalan tertutup hingga menelan korban meninggal dan luka-luka.
Informasi yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi tiga kecamatan yang diterjang bencana tanah longsor dan angin kencang yakni Kecamatan Cicurug, Cisaat dan Parungkuda.
"Bencana tersebut dipicu hujan deras yang disertai angin kencang, maka dari itu kami mengimbau kepada warga untuk selalu waspada karena potensi terjadinya bencana seperti longsor dan angin kencang serta lainnya cukup tinggi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Wawan Godawan kepada wartawan di Sukabumi, Minggu.
Adapun bencana yang terjadi di Kecamatan Cicurug antara lain, longsor tebing tanah setinggi 30 meter dengan lebar 10 meter yang merupakan lokasi galian tanah di Kampung Pasirpacar, Desa Kutajaya menyebabkan satu korban meninggal dua korban lainnya mengalami luka berat dan ringan akibat tertimbun tanah dari tebing yang longsor tersebut.
Baca juga: BPBD: Dampak La Nina suhu di Sukabumi lebih dingin dan curah hujan tinggi
Selain menyebabkan jatuhnya korban jiwa, tanah juga menimbun truk engkel yang terparkir di sekitar lokasi. Masih di kecamatan yang sama tepatnya di Kampung Nyalindung, Desa Cicurug, bencana tanah longsor menyebabkan satu rumah warga rusak sedang, tapi tidak menimbulkan korban luka maupun meninggal.
Tebing setinggi lima meter dengan lebar dua meter tersebut berada di bawah permukiman warga, karena kondisi tanahnya yang sudah labil karena terus menerus diguyur hujan sehingga akhirnya longsor dan berdampak kepada satu rumah warga yang ikut rusak karena pondasinya terbawa longsoran.
Selanjutnya, bencana angin kencang yang melanda Kampung Palagan, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda menyebabkan satu warung milik warga rusak, kemudian satu unit mobil milik warga asal Bandung, Jabar yang sedang terparkir di sekitar lokasi mengalami rusak berat.
Kerusakan bangunan dan kendaraan tersebut akibat tertimpa pohon besar yang tumbang disapu angin kencang sehingga dahannya menimpa warung dan mobil. Tidak hanya itu, jaringan kabel listrik PLN dan Telkom pun ikut terdampak .
Bahkan dahan dan batang pohon yang tumbang itu menutup akses jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas kurang lebih sekitar tiga jam. Tidak ada korban luka apalagi meninggal pada peristiwa ini dan batang pohon yang sempat melintang di menutup jalan serta puing warung yang rusak sudah dievakuasi.
Baca juga: BPBD Kota Sukabumi ingatkan masyarakat waspadai bencana alam
Terakhir, longsor terjadi di Kampung Cijambewetan, RT 017 RW 008, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat yang mengakibatkan akses jalan yang berada di atas tebing yang longsor tersebut ikut tergerus dan nyaris terputus.
Akibatnya, akses jalan warga ini tidak bisa lagi dilalui kendaraan roda empat, bahkan pengendara sepeda motor kesulitan melintas dan harus hati-hati karena bisa saja tergelincir dan terjatuh ke dasar tebing setinggi empat meter.
Longsor ini dikarenakan dinding tebing yang semakin labil akibat digerus air sungai ditambah guyuran hujan sehingga tebing tanah itu tidak bisa lagi menahan beban di atasnya dan akhirnya longsor.
Meskipun tidak ada korban jiwa pada kejadian ini, namun warga agar tidak nekat melintasi lokasi longsor apalagi di malam hari karena minim lampu penerangan sehingga dikhawatirkan terjadinya kecelakaan.
Sementara, Staff Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi Dikdik Maulana mengatakan pihaknya sudah menerjunkan personelnya ke lokasi dan berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk melakukan penanggulangan bencana.
Baca juga: BPBD Kota Sukabumi tangani bencana yang terjadi di sejumlah lokasi
Hujan deras yang turun setiap setiap hari bahkan kerap disertai angin kencang dan petir memicu terjadinya berbagai bencana dan data BPBD menyebutkan pada Oktober 2021 terjadi 90 kejadian bencana.
"Kami sudah menyiagakan personel dan berbagai peralatan lainnya dan terus berkoordinasi dengan instansi lainnya untuk membantu penanganan bencana dan meminimalkan dampaknya baik dari segi kerugian harta maupun jiwa/nyawa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Informasi yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi tiga kecamatan yang diterjang bencana tanah longsor dan angin kencang yakni Kecamatan Cicurug, Cisaat dan Parungkuda.
"Bencana tersebut dipicu hujan deras yang disertai angin kencang, maka dari itu kami mengimbau kepada warga untuk selalu waspada karena potensi terjadinya bencana seperti longsor dan angin kencang serta lainnya cukup tinggi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Wawan Godawan kepada wartawan di Sukabumi, Minggu.
Adapun bencana yang terjadi di Kecamatan Cicurug antara lain, longsor tebing tanah setinggi 30 meter dengan lebar 10 meter yang merupakan lokasi galian tanah di Kampung Pasirpacar, Desa Kutajaya menyebabkan satu korban meninggal dua korban lainnya mengalami luka berat dan ringan akibat tertimbun tanah dari tebing yang longsor tersebut.
Baca juga: BPBD: Dampak La Nina suhu di Sukabumi lebih dingin dan curah hujan tinggi
Selain menyebabkan jatuhnya korban jiwa, tanah juga menimbun truk engkel yang terparkir di sekitar lokasi. Masih di kecamatan yang sama tepatnya di Kampung Nyalindung, Desa Cicurug, bencana tanah longsor menyebabkan satu rumah warga rusak sedang, tapi tidak menimbulkan korban luka maupun meninggal.
Tebing setinggi lima meter dengan lebar dua meter tersebut berada di bawah permukiman warga, karena kondisi tanahnya yang sudah labil karena terus menerus diguyur hujan sehingga akhirnya longsor dan berdampak kepada satu rumah warga yang ikut rusak karena pondasinya terbawa longsoran.
Selanjutnya, bencana angin kencang yang melanda Kampung Palagan, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda menyebabkan satu warung milik warga rusak, kemudian satu unit mobil milik warga asal Bandung, Jabar yang sedang terparkir di sekitar lokasi mengalami rusak berat.
Kerusakan bangunan dan kendaraan tersebut akibat tertimpa pohon besar yang tumbang disapu angin kencang sehingga dahannya menimpa warung dan mobil. Tidak hanya itu, jaringan kabel listrik PLN dan Telkom pun ikut terdampak .
Bahkan dahan dan batang pohon yang tumbang itu menutup akses jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas kurang lebih sekitar tiga jam. Tidak ada korban luka apalagi meninggal pada peristiwa ini dan batang pohon yang sempat melintang di menutup jalan serta puing warung yang rusak sudah dievakuasi.
Baca juga: BPBD Kota Sukabumi ingatkan masyarakat waspadai bencana alam
Terakhir, longsor terjadi di Kampung Cijambewetan, RT 017 RW 008, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat yang mengakibatkan akses jalan yang berada di atas tebing yang longsor tersebut ikut tergerus dan nyaris terputus.
Akibatnya, akses jalan warga ini tidak bisa lagi dilalui kendaraan roda empat, bahkan pengendara sepeda motor kesulitan melintas dan harus hati-hati karena bisa saja tergelincir dan terjatuh ke dasar tebing setinggi empat meter.
Longsor ini dikarenakan dinding tebing yang semakin labil akibat digerus air sungai ditambah guyuran hujan sehingga tebing tanah itu tidak bisa lagi menahan beban di atasnya dan akhirnya longsor.
Meskipun tidak ada korban jiwa pada kejadian ini, namun warga agar tidak nekat melintasi lokasi longsor apalagi di malam hari karena minim lampu penerangan sehingga dikhawatirkan terjadinya kecelakaan.
Sementara, Staff Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi Dikdik Maulana mengatakan pihaknya sudah menerjunkan personelnya ke lokasi dan berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk melakukan penanggulangan bencana.
Baca juga: BPBD Kota Sukabumi tangani bencana yang terjadi di sejumlah lokasi
Hujan deras yang turun setiap setiap hari bahkan kerap disertai angin kencang dan petir memicu terjadinya berbagai bencana dan data BPBD menyebutkan pada Oktober 2021 terjadi 90 kejadian bencana.
"Kami sudah menyiagakan personel dan berbagai peralatan lainnya dan terus berkoordinasi dengan instansi lainnya untuk membantu penanganan bencana dan meminimalkan dampaknya baik dari segi kerugian harta maupun jiwa/nyawa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021