Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof. Edie Toet Hendratno menegaskan, pihaknya  menyiapkan peraturan tentang kuliah tatap muka dan saat ini masih dalam penyelesaian akhir.

"Nanti hasil akhirnya adalah sebuah surat keputusan dari Rektor mengenai petunjuk teknis kuliah tatap muka mulai dari pemilihan mahasiswa yang ikut kuliah tatap muka," kata Edie Toet usai acara Wisuda Universitas Pancasila di Jakarta, Sabtu.

Kemudian lanjut Edie, pemilihan dosen, pemilihan ruang kuliah yang harus steril, nantinya mahasiswa dilakukan tes antigen terlebih dahulu. Terus tata cara sebelum masuk kuliah dan bagaimana setelah kuliah jangan sampai kumpul-kumpul.

Baca juga: Menko PMK dorong lulusan perguruan tinggi dapat ciptakan lapangan kerja

"Jangan sampai setelah kuliah tapi setelah keluar mereka kumpul-kumpul itu kan nanti bisa sia-sia," katanya.

Untuk itu lanjut Rektor, semua harus diatur cukup detil dan sangat rinci serta hati-hati. "Jangan sampai kita nanti malah tidak sukses untuk mengadakan kuliah tatap muka," katanya.

Lebih lanjut Rektor mengatakan saat ini juga pihaknya masih menunggu keputusan terakhir dari pemerintah kapan diperbolehkan kuliah tatap muka itu mungkin setelah DKI Jakarta  masuk PPKM level 1, karena saat ini masih level 2.

Baca juga: Menko PMK: Geser hari libur nasional bentuk keseriusan tangani pandemi

"Begitu masuk level 1 maka kami sudah siap dengan peraturan yang ada," katanya.

Edie mengatakan pihaknya tidak akan buru-buru nanti malah timbul masalah baru karena semua harus disiapkan secara matang.

Sementara itu Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan kuliah tatap muka memang lebih efektif dan ia mengingatkan semua pihak tidak terjebak dengan zona nyaman tidak kuliah.

Baca juga: Universitas Pancasila gelar wisuda secara daring dan luring

"Memang kuliah secara vritual atau daring adalah salah satu bentuk fenomena baru, pendekatan baru seiring dengan perkembangan teknologi. Tetapi kita sepakat tatap muka mutlak untuk dilaksanakan," katanya.

Jadi, kata Muhajir, pembelajaran jarak jauh atau virtual itu sebagai komplemen bukan menjadi hal yang pokok dalam pembelajaran.
 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021