Bogor,  (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengkampanyekan gerakan mencuci tangan memakai sabun dengan melibatkan anggota Pramuka, guna memasifkan gerakan yang diyakini dapat mengurangi angka kematian akibat diare dan infeksi pernapasan pada anak usia dini.

"Gerakan mencuci tangan pakai sabun belum menjadi kebiasaan yang membudaya di masyarakat. Padahal dengan mencuci tangan dampaknya luar biasa, bisa menurunkan angka kematian karena berbagai penyakit," kata Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Bogor Didi Kurnia, dalam kegiatan memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-Dunia ke-8 tingkat Kabupaten Bogor, di SD Negeri 01, Pajeleran, Cibinong, Kamis.

Didi yang hadir mewakili Bupati Bogor Nuhayanti selaku Ketua Mabicab Pramuka Kabupaten Bogor menyebutkan, tingginya angka kematian pada anak disebabkan penyakit yang berkembang dari minimnya kebiasaan mencuci tangan akibat tidak lengkapnya akses air bersih serta fasilitas sanitasi.

Ia menjelaskan, upaya mengkampanyekan cuci tangan pakai sabun merupakan investasi kesehatan yang penting untuk mengembangkan sistem sosial yang sehat dan produktif serta meningkatkan angka harapan hidup di tengah masyarakat.

"Upaya-upaya mengkampanyekan gerakan cuci tangan pakai sabun yang melibatkan pihak swasta saat ini dapat menjadi teladan bagi perusahaan-perusahaan lainnya yang beroperasi di wilayah Kabupaten Bogor untuk memaksimalkan progam CSR-nya untuk kepentingan masyarakat," katanya.

Didi mengatakan pula bahwa keterlibatan Pramuka Kwarcab Kabupaten Bogor untuk mengkampanyekan gerakan cuci tangan pakai sabun sudah menjadi tugas kepedulian Pramuka terhadap masyarakat. Seluruh anggota Pramuka Kabupaten Bogor dikerahkan dalam setiap kegiatan untuk menyebarluaskan informasi serta kampanye hidup sehat.

"Pramuka Kwarcab Kabupaten Bogor kedepan juga akan memperluas kerja sama dengan berbagai pihak untuk memasifkan kampanye hidup sehat seperti ini," katanya.

Perilaku hidup sehat

Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) se-dunia tingkat Kabupaten Bogor diselenggarakan menggandeng perusahaan Reckitt Benckiser (RB) Indonesia selaku produsen Dettol. Kerja sama ini telah diawali dengan pembangunan 100 fasilitas cuci tangan di sekolah-sekolah dan area publik di wilayah Bogor.

Presiden Direktur RB Indonesia Ratanjit Das mengatakan, mencuci tangan dan menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak usia dini akan membantu membangun generasi masa depan yang sehat.

"Anak-anak adalah agen perubahan yang efektif dan sangat penting untuk menanamkan perilaku hidup bersih sejak awal, dan akses terhadap fasilitas mencuci tangan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kebiasaan itu sejak dini," kata Ratanjit.

Ratanjit mengatakan pula, perusahaan sudah sejak 2008 memiliki program Misi Hidup Sehat Dettol dengan mengadvokasi sejumlah sekolah di wilayah Jakarta, serta Surabaya untuk menerapkan hidup sehat di sekolah-sekolah melalui program dokter cilik, pelatihan P3K, serta kampanye mencuci tangan pakai sabun.

Sejak 2012, sebanyak 1.200 sekolah di wilayah Jabodetabek menjadi binaan Misi Hidup Sehat Dettol. RB Indonesia telah membangun 500 fasilitas cuci tangan di seluruh Indonesia pada tahun 2015 ini, termasuk di Kabupaten Bogor.

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan rumah tangga yang bahagia," katanya.

Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-Dunia tingkat Kabupaten Bogor diikuti sekitar 150 anggota Pramuka dan siswa SD Negeri Pajeleran.

Selain meresmikan dua unit fasilitas cuci tangan, juga ditandai dengan demo mencuci tangan oleh para siswa. Dalam kegiatan tersebut juga ada penyuluhan PHBS oleh Hindra Irawan Satari, Dokter Spesialis Anak, Konsultan Penyakit Infeksi dan Pediatri Torpis, Departemen Spesialis Anak Universitas Indonesia yang juga anggota Global Hygiene Council.

Hindra mengatakan, satu dari empat anak Indonesia berumur di bawah 18 tahun tidak selalu mencuci tangan setelah ke toilet, 42 persen tidak selalu mencuci tangan setelah bersin, dan membersihkan hidung, 57 persen tidak mencuci tangan setelah menyentuh daging mentah.

"Survei menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan bahwa anak-anak Indonesia sangatlah rentan terhadap penyakit, yang dapat dicegah dengan memberikan pendidikan pentingnya mencuci tangan pakai sabun," katanya.

Ia menambahkan, mendidik anak mencuci tangan dengan sabun menimal selama 20 detik, bisa mengurangi risiko diare dan infeksi pernafasan sebesar 24 persen. Karena itu mendidik anak dalam hal mencuci tangan harus menjadi prioritas nasional.

"Hanya 20 detik, bisa mencegah 24 persen risiko diare dan infeksi pernafasan," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015