Banyuwangi (Antara Megapolitan) - Warga Using di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar tradisi adat sapi-sapian dalam menyambut 1 Muharam, Rabu.

Wakil Ketua adat Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, Busairi, mengatakan tradisi adat sapi-sapian merupakan ritual "ider bumi" (mengelilingi desa) dengan berdandan ala seekor sapi, sambil membawa kendi jajang (tempat air minum dari bambu).

Sapi-sapian diarak beramai-ramai oleh warga yang berdandan layaknya petani yang akan memanen hasil sawah dengan sejumlah peralatan pertanian seperti cangkul, sabit, bajak dan lainnya.

"Arak-arakan itu diawali dari batas desa hingga ke ujung desa dengan jarak 4 kilometer dan tradisi itu digelar setiap 1 Muharam yang merupakan wujud ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberkahan yang diterima warga Desa Kenjo," tuturnya.

Sebelumnya, warga desa telah menggelar selamatan desa dengan menyediakan nasi tumpeng di setiap rumah, kemudian ratusan warga menggelar arak-arakan sapi.

Selain ungkapan rasa syukur, lanjut dia, tradisi adat sapi-sapian juga untuk mengingatkan kembali tentang asal usul Desa Kenjo yang berasal dari jajang kendi tersebut.

"Jajang kendi itu bukan sekedar tempat air minum biasa, melainkan sebagai simbol asal mula Desa Kenjo yang berasal dari jajang /genjo," katanya.

Menurut dia, pada zaman dahulu warga kesulitan mencari air sambil membawa jajang kendi dan akhirnya mereka mendapat air. Kemudian, warga berteriak-teriak Genjo karena gembira dan itulah awal cerita Desa Genjo yang terus dilestarikan warga setempat hingga kini.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan tradisi adat sapi-sapian harus terus didorong untuk dilestarikan, agar budaya dengan kearifan lokal tidak hilang.

"Ide-ide dari bawah seperti itu akan terus kita apresiasi, agar partisipasi masyarakat tumbuh dan berkembang. Masyarakat disini sangat guyup dan hal itu merupakan potensi yang luar biasa," katanya.

   

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015