Bogor, (Antara Megapolitan) - Guru Besar Fakultas Peternakan IPB Prof I Komang W menganjurkan mengganti penggunaan antibiotik dengan probiotik kepada hewan ternak karena lebih ramah lingkungan, ramah terhadap kesejahteran manusia dan juga ternak itu sendiri.

"Untuk mengurangi penggunaan antibiotik maka perlu dicari alternatif imbuhan pakan yang memiliki peran yang sama dengan antibiotik, tetapi lebih ramah terhadap kesejahteraan manusia, ternak dan lingkungan. Salah satunya alternatifnya probiotik," kata Prof Komang di Bogor, Senin.

Ia mengatakan penggunaan antibiotik pada hewan ternak dalam jangka panjang dan dengan dosis subterapik menyebabkan kekebalan bakteri patogen khususnya yang zoonotik, dan bakteri indigenous terhadap antibiotik yang digunakan.

Beberapa penelitian, lanjut dia, melaporkan bahwa gen resisten antibiotik dapat ditransfer kepada bakteri pantogen khususnya bakteri saluran pencernaan manusia melalui konsumsi produk ternak yang terkontaminasi bakteri.

"Sehingga penggunaan antibiotik sejenis pada manusia tidak mampu membunuh bakteri patogen," katanya.

Lebih lanjut Prof Komang mengatakan, di Indonesia sudah ada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Pasal 22 Ayat 4C yang melarang penggunaan antibiotik. Undang-undang tersebut berbunyi "Setiap orang dilarang menggunakan pakan yang dicampur hormon tertentu atau antibiotik imbuhan pakan".

"Namun, saat ini undang-undang tersebut belum diturunkan menjadi peraturan pemerintah sehingga belum diimplementasikan," katanya.

Dikatakannya, probiotik merupakan suplemen mikro hidup, jika diberikan dalam jumlah yang cukup akan memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan inang. Mikroba yang dapat digunakan sebagai probiotik yakni bakteri, ragi dan kapang.

Pemberian probiotik pada ternak ruminansia muda, lanjut dia, akan membantu menyeimbangkan populasi mikrob saluran pencernaan. Disamping itu juga mencegah diare dan meningkatkan pertumbuhaan hewan tersebut.

"Penggunaan probiotik pada ternak ruminansia dewasa bertujuan untuk mencegah terjadinya kelainan metabolisme yakni asidosis dan untuk menurunkan produksi gas metana," katanya.

Sementara itu, lanjut dia, tenak domba yang diinokulasi dengan probiotik bakteri penggunaan asam laktat S. ruminantium subsp lactilytica sebanyak 108 cfu mampu mencegah terjadi produksi gas metana.

"Penggunaan probiotik dalam industri peternakan sangat menjanjikan walau masih perlu kajian-kajian untuk penyempurnan," katanya.

Prof Komang menambahkan, perkembangan informasi genomik yang pesat memungkinkan untuk merakit galur probiotik baru yang mempunyai aktivitas yang lebih tinggi sehingga penggunaan probiotik dapat lebih dioptimalkan.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015