Bekasi, (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai merancang sistem pengelolaan sampah berbasis elektronik yang ditargetkan beroperasional mulai 2016.
"Sistem ini akan mengatur pengelolaan sampah mulai dari hulu hingga ke hilir," kata Kepala Dinas Tata Kota Bekasi Koswara di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, basis elektronik yang akan diterapkan berupa pemasangan alat Global Positioning System (GPS) pada armada truk pengangkut sampah.
Alat tersebut akan memudahkan instansi terkait dalam memantau pergerakan truk sampah ke sejumlah titik pengangkutan.
"Masyarakat juga bisa melaporkan tumpukan sampah di lingkungannya. Warga tinggal foto, lalu bisa dilaporkan ke operator sehingga langsung menggerakkan petugas angkut sampah ke lokasi untuk mengangkut tumpukan sampah," katanya.
Adapun penerapan teknologi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang, berupa operasional mesin pengeolah sampah menjadi energi listrik yang ramah lingkungan.
"Sekarang sedang dibangun infrastuktur di TPA Sumur Batu untuk mengelola sampah menjadi listrik," katanya.
Pemerintah Kota Bekasi saat ini tengah bekerja sama dengan pihak swasta untuk mengolah sampah menjadi listrik menggunakan insinerator dan hasilnya dijadikan listrik.
"Tujuannya untuk menekan volume sampah warga Kota Bekasi dan juga memproduksi energi listrik berbahan sampah," katanya.
Kondisi TPA Sumur Batu saat ini tengah mengalami krisis lahan akibat volume sampah yang ditampung tidak sesuai dengan kapasitas lahan.
"Masih ada 600 ton sampah di lingkungan masyarakat yang tidak bisa diangkut setiap hari. Adapun yang bisa diangkut hanya 700 ton per hari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Sistem ini akan mengatur pengelolaan sampah mulai dari hulu hingga ke hilir," kata Kepala Dinas Tata Kota Bekasi Koswara di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, basis elektronik yang akan diterapkan berupa pemasangan alat Global Positioning System (GPS) pada armada truk pengangkut sampah.
Alat tersebut akan memudahkan instansi terkait dalam memantau pergerakan truk sampah ke sejumlah titik pengangkutan.
"Masyarakat juga bisa melaporkan tumpukan sampah di lingkungannya. Warga tinggal foto, lalu bisa dilaporkan ke operator sehingga langsung menggerakkan petugas angkut sampah ke lokasi untuk mengangkut tumpukan sampah," katanya.
Adapun penerapan teknologi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang, berupa operasional mesin pengeolah sampah menjadi energi listrik yang ramah lingkungan.
"Sekarang sedang dibangun infrastuktur di TPA Sumur Batu untuk mengelola sampah menjadi listrik," katanya.
Pemerintah Kota Bekasi saat ini tengah bekerja sama dengan pihak swasta untuk mengolah sampah menjadi listrik menggunakan insinerator dan hasilnya dijadikan listrik.
"Tujuannya untuk menekan volume sampah warga Kota Bekasi dan juga memproduksi energi listrik berbahan sampah," katanya.
Kondisi TPA Sumur Batu saat ini tengah mengalami krisis lahan akibat volume sampah yang ditampung tidak sesuai dengan kapasitas lahan.
"Masih ada 600 ton sampah di lingkungan masyarakat yang tidak bisa diangkut setiap hari. Adapun yang bisa diangkut hanya 700 ton per hari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015