Pemerintah Kota Bogor menyiapkan anggaran sebesar Rp37 miliar pada tahun 2022, untuk perbaikan 22 bangunan sekolah dasar yang terdata mengalami rusak ringan hingga berat.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi menyampaikan anggaran sebesar itu, saat dihubungi Antara di Bogor, Sabtu, mengenai rencana perbaikan sekolah menjelang pembelajaran tatap muka (PTM) pada awal Oktober 2021, menyusul bangunan atap kelas SD Negeri Otista di Jalan Otista 78 Kota Bogor, Kamis (16/9) siang.
Untuk perbaikan SD Negeri Otista yang berdiri sejak 1967 dan kondisi bangunan sudah rapuh, Dinas Pendidikan menggunakan anggaran biaya tidak terduga (BTT) BPBD Kota Bogor 2021.
Baca juga: Pemkot Bogor perbaiki bangunan SD Negeri Otista yang ambruk
Menurut Hanafi, Pemerintah Kota Bogor tengah mematangkan data sekolah-sekolah yang perlu perbaikan di tahun anggaran 2022.
Anggaran sebesar Rp37 miliar itu akan dibagi untuk keperluan perbaikan kontruksi bangunan maupun kelengkapan peralatan mebel, seperti bangku, meja dan lemari.
Pemerintah Kota Bogor akan mengonsentrasikan anggaran tersebut untuk perbaikan jenjang SD terlebih dahulu yang lebih banyak rentan ambruk dan berisiko lebih tinggi karena siswa masih kanak-kanak.
Sementara bangunan maupun mebel SMP belum menjadi prioritas, sedangkan untuknSMA/SMK atau yang sederajat merupakan kewenangan Provinsi Jawa Barat.
Di Kota Bogor terdapat 1.390 sekolah jenjang SD hingga SMA/SMK atau yang sederajat, terdiri atas SD Negeri berjumlah 212, SD Swasta berjumlah 130, sehingga total ada 342 SD.
Kemudian 21 SMP negeri dan 154 SMP swasta 154, total 175 SMP, sedangkan jumlah SMA atau sederajat di Kota Bogor terdapat 75 sekolah, terdiri atas 12 sekolah negeri dan 63 sekolah swasta.
Untuk SMK negeri ada 5 dan SMK swasta ada 98 sehingga total terdapat 103 SMK.
Dari rincian itu, didapati jumlah SD memang lebih banyak dari SMP maupun SMA/SMK sederajat.
Baca juga: DPRD sarankan perbaikan SD Otista Kota Bogor gunakan biaya tak terduga APBD 2021
Sementara itu, kata Hanafi, untuk perbaikan ambruknya atap SDN Otista yang bersifat darurat, sesuai intruksi Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto segera dilakukan melalui anggaran Biaya Tak Terduga (BTT)
Besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap-tiap sekolah dari 22 SD yang perlu perbaikan pada tahun 2022, hingga kini masih didata dan dihitung oleh pihak BPBD sebelum dilaporkan kepada DPRD Kota Bogor dan Wali Kota Bogor.
Hanafi juga menyampaikan, sebenarnya pendataan kerusakan bangunan di sejumlah sekolah telah dilakukan pada tahun 2021 namun terkendala pandemi COVID-19, sehingga semuanya menjadi lebih lambat.
"Kalau untuk tahun 2020 dan 202, kan, ada refocusing anggaran, tetapi untuk tahun 2022 tidak lagi, kesanggupan anggarannya Rp37 miliar," kata Hanafi.
Baca juga: DPRD minta Pemkot Bogor perbaiki atap SD Negeri Otista yang ambruk
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi menyampaikan anggaran sebesar itu, saat dihubungi Antara di Bogor, Sabtu, mengenai rencana perbaikan sekolah menjelang pembelajaran tatap muka (PTM) pada awal Oktober 2021, menyusul bangunan atap kelas SD Negeri Otista di Jalan Otista 78 Kota Bogor, Kamis (16/9) siang.
Untuk perbaikan SD Negeri Otista yang berdiri sejak 1967 dan kondisi bangunan sudah rapuh, Dinas Pendidikan menggunakan anggaran biaya tidak terduga (BTT) BPBD Kota Bogor 2021.
Baca juga: Pemkot Bogor perbaiki bangunan SD Negeri Otista yang ambruk
Menurut Hanafi, Pemerintah Kota Bogor tengah mematangkan data sekolah-sekolah yang perlu perbaikan di tahun anggaran 2022.
Anggaran sebesar Rp37 miliar itu akan dibagi untuk keperluan perbaikan kontruksi bangunan maupun kelengkapan peralatan mebel, seperti bangku, meja dan lemari.
Pemerintah Kota Bogor akan mengonsentrasikan anggaran tersebut untuk perbaikan jenjang SD terlebih dahulu yang lebih banyak rentan ambruk dan berisiko lebih tinggi karena siswa masih kanak-kanak.
Sementara bangunan maupun mebel SMP belum menjadi prioritas, sedangkan untuknSMA/SMK atau yang sederajat merupakan kewenangan Provinsi Jawa Barat.
Di Kota Bogor terdapat 1.390 sekolah jenjang SD hingga SMA/SMK atau yang sederajat, terdiri atas SD Negeri berjumlah 212, SD Swasta berjumlah 130, sehingga total ada 342 SD.
Kemudian 21 SMP negeri dan 154 SMP swasta 154, total 175 SMP, sedangkan jumlah SMA atau sederajat di Kota Bogor terdapat 75 sekolah, terdiri atas 12 sekolah negeri dan 63 sekolah swasta.
Untuk SMK negeri ada 5 dan SMK swasta ada 98 sehingga total terdapat 103 SMK.
Dari rincian itu, didapati jumlah SD memang lebih banyak dari SMP maupun SMA/SMK sederajat.
Baca juga: DPRD sarankan perbaikan SD Otista Kota Bogor gunakan biaya tak terduga APBD 2021
Sementara itu, kata Hanafi, untuk perbaikan ambruknya atap SDN Otista yang bersifat darurat, sesuai intruksi Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto segera dilakukan melalui anggaran Biaya Tak Terduga (BTT)
Besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap-tiap sekolah dari 22 SD yang perlu perbaikan pada tahun 2022, hingga kini masih didata dan dihitung oleh pihak BPBD sebelum dilaporkan kepada DPRD Kota Bogor dan Wali Kota Bogor.
Hanafi juga menyampaikan, sebenarnya pendataan kerusakan bangunan di sejumlah sekolah telah dilakukan pada tahun 2021 namun terkendala pandemi COVID-19, sehingga semuanya menjadi lebih lambat.
"Kalau untuk tahun 2020 dan 202, kan, ada refocusing anggaran, tetapi untuk tahun 2022 tidak lagi, kesanggupan anggarannya Rp37 miliar," kata Hanafi.
Baca juga: DPRD minta Pemkot Bogor perbaiki atap SD Negeri Otista yang ambruk
Editor : Budi Setiawanto
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021