Untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19, Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor pada Agustus lalu membentuk Tim Satgas Vaksinasi. Di dalam tim ini antara lain ditunjuk 18 Direktur Sentra Vaksinasi yang diamanahi tugas untuk mengelola pelaksanaan vaksinasi di masing-masing sentra.
Pembentukan tim ini menunjukan adanya kolaborasi yang solid diantara para anggota TNI dan POLRI serta Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kota Bogor untuk bahu membahu mempercepat pelaksanaan vaksinasi. Sebab bukan hanya para ASN yang diterjunkan bertugas membantu, melainkan juga para anggota TNI dan POLRI.
Dengan adanya sentra vaksin yang tersebar di berbagai wilayah Kota Bogor, maka proses vaksinasi warga bisa lebih mendekat ke masyarakat dan masyarakat lebih mudah mengaksesnya.
Baca juga: Polresta Bogor Kota sediakan layanan vaksinasi bagi santri dan jemaat gereja selama tiga hari
Di samping itu mobilisasi warga untuk divaksin bisa dilakukan, karena tersedia pula mobil layanan penjemputan warga bila diperlukan. Itu semua diyakini dapat mempercepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 kepada seluruh warga masyarakat.
Salah satu Sentra Vaksinasi berada di The Jungle Water Park, Bogor Nirwana Resort. Di lokasi ini Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bogor ditunjuk sebagai penyelenggara.
“Selama ini kami mem-back up Dinas Kesehatan dalam penyediaan internet pada saat berlangsung vaksinasi. Tapi saat ini secara khusus kami mendapat tugas untuk mensukseskan pelaksanaan vaksinasi dengan target 1.000 orang per hari,” ungkap Kepala Dinas Kominfo Kota Bogor, Rahmat Hidayat.
“Kami para ASN sudah lebih dahulu mendapatkan vaksinasi, dan ini dimaksudkan agar kami bisa melayani warga masyarakat seperti sekarang,” lanjut Rahmat yang dimanahi tugas selaku Direktur Sentra Vaksinasi The Jungle Water Park BNR.
Kini giliran para ASN, anggota TNI dan POLRI yang memberikan dukungan untuk melaksanakan vaksinasi. Para ASN di ligkungan Pemerintah Kota Bogor, ditugaskan secara bergilir membantu di seluruh sentra vaksinasi.
Ternyata banyak cerita menarik di balik penyelenggaraan sentra vaksinasi. Setidaknya bagi sebagian ASN, tugas ini benar-benar menjadi pengalaman baru, ketika mereka harus melayani warga secara langsung. Tidak hanya puluhan, ratusan bahkan lebih dari seribu orang dalam satu hari.
“Memang biasanya kami bekerja di belakang meja, tapi sekarang harus melayani warga secara langsung,” kata Oki Tri Fasiasta N.A yang ditunjuk sebagai Wakil Direktur Administrasi Sentra Vaksin di BNR.
Baca juga: Presiden tinjau vaksinasi massal remaja di Kebun Raya Bogor
Bagi Oki tugas ini menarik, karena, “Selama pandemi ini telah terjadi penurunan intensitas tugas bagi para ASN dan kami banyak bekerja dengan sistem WFH,” lanjutnya.
Jadi tugas sekarang menurutnya adalah pergeseran tugas harian biasa dan diakui rasanya seperti sedang melaksanakan field trip.
Oki melihat, setidaknya rekan-rekannya yang bertugas di BNR pun terlihat antusias. Tugas dimulai dengan persiapan pada jam 6.30 dan berakhir pada jam 15.00 sore.
“Kelihatan semua semangat dan bisa dibilang tidak ada yang meninggalkan tugas, sampai sore mereka tetap berada disini,” lanjutnya.
Tugas utama para ASN adalah mendukung pelaksanaan tugas yang dilakukan para tenaga medis. Mereka membantu proses pendaftaran warga, mengkonfirmasi data warga, mengatur alur pelayanan di semua tahapan, mulai dari pemeriksaan kesehatan sampai warga mendapatkan suntikan vaksin dan sertifikat vaksin. Bahkan dalam kasus tertentu, mereka harus menjemput warga yang akan divaksin.
Itu bukanlah tugas ringan, karena semua tahapan vaksinasi harus dilalui dengan lancar, aman serta nyaman oleh peserta vaksninasi yang jumlahnya ratusan orang dalam sehari. Bahkan, “Kami pernah melayani warga yang jumlahnya mencapai lebih dari 1.400 orang dalam sehari, sehingga sentra ini baru bisa ditutup menjelang Maghrib,” ungkap Oki.
Bukan hanya jumlahnya saja yang membuat tugas ini tidak sederhana, melainkan karena ada saja warga yang perlu penanganan khusus. Antara lain warga negara asing yang datang meminta divaksin.
Baca juga: Upaya Menuntaskan Vaksinasi di Kota Bogor
Termasuk mereka yang tergolong WNA pengungsi yang berada dalam pengawasan UNHCR. Para pengungsi belum bisa dilayani dan ini menjadi catatan khusus dan masukan kepada pemerintah.
Sedangkan bagi WNA lain, dapat dilayani setelah mereka menunjukan KITAS sebagai dokumen kependudukan.
“Walaupun mereka bukan warga kita, faktanya mereka berada di sekitar kita dan karena itu layak divaksin,” jelas Oki.
Perlakuan khusus juga perlu diberikan kepada para lansia dan mereka yang dalam kondisi kesehatan tertentu seperti yang mengalami hipertensi.
Di samping itu diperlukan pula kehati-hatian dalam menghadapi sikap warga yang akan divaksin. Menurut Oki setidaknya warga yang akan divaksin tergolong pada tiga kelompok.
Masing-masing mereka adalah warga yang sadar dan mau mengikuti anjuran pemerintah apa adanya. Kemudian mereka yang memilih-milih jenis vaksin dan mereka yang secara psikologis terdorong untuk ikut vaksin, karena keluarga atau teman-teman serta tetangganya sudah terlebih dahulu divaksin.
Semua masalah yang dihadapi dicoba untuk diminimalisir dengan membuat buku manual pelaksanaan vaksinasi. Buku ini wajib dipelajari dan dipahami oleh para ASN yang ditugaskan membantu. Dikecualikan pada kejadian-kejadian tertentu, maka pelayanan diambil alih langsung oleh Direktur Sentra Vaksinasi atau wakilnya.
Baca juga: Staf Khusus Presiden tinjau vaksinasi COVID-19 penyandang disabilitas di Kota Bogor
Di samping itu, setiap hari sebelum sentra dibuka, dilakukan briefing kepada seluruh petugas . Semua orang yang bertugas, harus paham dengan alur kerja yang ditetapkan di sentra vaksinasi.
Hambatan lain yang harus diatasi adalah kendala teknis. Mulai dari persoalan down server, gangguan pada jaringan internet atau laptop, mesin printer macet, mike pengeras suara, kabel-kabel jaringan listrik mendadak tidak berfungsi dan lain sebagainya.
“Semua harus bisa segara diatasi, karena kalau satu saja bermasalah maka seluruh alur proses vaksinasi bisa terhambat,” papar Oki. Oleh karenanya pengecekan semua aspek itu dilakukan sebelum pelaksanaan vaksinasi.
Itulah antara lain masalah-masalah yang harus dihadapi dan bisa diatasi segera oleh para ASN yang bertugas.
Dengan menyimak apa yang berlangsung di sentra vaksinasi, maka kehadiran para ASN jelas bukan hanya sebagai pelengkap. Merekalah yang memberikan jaminan bagi kelancaran tugas para tenaga medis untuk melaksanakan vaksinasi dan jaminan bagi warga masyarakat untuk mendapatkan vaksin.
Semua itu tentu tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada para tenaga medis dan Dinas Kesehatan. Karena itulah para ASN dipanggil untuk ikut membantu. Bahu membahu mempercepat vaksinasi dan semoga karena itu herd immunity bisa segera terwujud di Kota Bogor. (Advertorial).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Pembentukan tim ini menunjukan adanya kolaborasi yang solid diantara para anggota TNI dan POLRI serta Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kota Bogor untuk bahu membahu mempercepat pelaksanaan vaksinasi. Sebab bukan hanya para ASN yang diterjunkan bertugas membantu, melainkan juga para anggota TNI dan POLRI.
Dengan adanya sentra vaksin yang tersebar di berbagai wilayah Kota Bogor, maka proses vaksinasi warga bisa lebih mendekat ke masyarakat dan masyarakat lebih mudah mengaksesnya.
Baca juga: Polresta Bogor Kota sediakan layanan vaksinasi bagi santri dan jemaat gereja selama tiga hari
Di samping itu mobilisasi warga untuk divaksin bisa dilakukan, karena tersedia pula mobil layanan penjemputan warga bila diperlukan. Itu semua diyakini dapat mempercepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 kepada seluruh warga masyarakat.
Salah satu Sentra Vaksinasi berada di The Jungle Water Park, Bogor Nirwana Resort. Di lokasi ini Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bogor ditunjuk sebagai penyelenggara.
“Selama ini kami mem-back up Dinas Kesehatan dalam penyediaan internet pada saat berlangsung vaksinasi. Tapi saat ini secara khusus kami mendapat tugas untuk mensukseskan pelaksanaan vaksinasi dengan target 1.000 orang per hari,” ungkap Kepala Dinas Kominfo Kota Bogor, Rahmat Hidayat.
“Kami para ASN sudah lebih dahulu mendapatkan vaksinasi, dan ini dimaksudkan agar kami bisa melayani warga masyarakat seperti sekarang,” lanjut Rahmat yang dimanahi tugas selaku Direktur Sentra Vaksinasi The Jungle Water Park BNR.
Kini giliran para ASN, anggota TNI dan POLRI yang memberikan dukungan untuk melaksanakan vaksinasi. Para ASN di ligkungan Pemerintah Kota Bogor, ditugaskan secara bergilir membantu di seluruh sentra vaksinasi.
Ternyata banyak cerita menarik di balik penyelenggaraan sentra vaksinasi. Setidaknya bagi sebagian ASN, tugas ini benar-benar menjadi pengalaman baru, ketika mereka harus melayani warga secara langsung. Tidak hanya puluhan, ratusan bahkan lebih dari seribu orang dalam satu hari.
“Memang biasanya kami bekerja di belakang meja, tapi sekarang harus melayani warga secara langsung,” kata Oki Tri Fasiasta N.A yang ditunjuk sebagai Wakil Direktur Administrasi Sentra Vaksin di BNR.
Baca juga: Presiden tinjau vaksinasi massal remaja di Kebun Raya Bogor
Bagi Oki tugas ini menarik, karena, “Selama pandemi ini telah terjadi penurunan intensitas tugas bagi para ASN dan kami banyak bekerja dengan sistem WFH,” lanjutnya.
Jadi tugas sekarang menurutnya adalah pergeseran tugas harian biasa dan diakui rasanya seperti sedang melaksanakan field trip.
Oki melihat, setidaknya rekan-rekannya yang bertugas di BNR pun terlihat antusias. Tugas dimulai dengan persiapan pada jam 6.30 dan berakhir pada jam 15.00 sore.
“Kelihatan semua semangat dan bisa dibilang tidak ada yang meninggalkan tugas, sampai sore mereka tetap berada disini,” lanjutnya.
Tugas utama para ASN adalah mendukung pelaksanaan tugas yang dilakukan para tenaga medis. Mereka membantu proses pendaftaran warga, mengkonfirmasi data warga, mengatur alur pelayanan di semua tahapan, mulai dari pemeriksaan kesehatan sampai warga mendapatkan suntikan vaksin dan sertifikat vaksin. Bahkan dalam kasus tertentu, mereka harus menjemput warga yang akan divaksin.
Itu bukanlah tugas ringan, karena semua tahapan vaksinasi harus dilalui dengan lancar, aman serta nyaman oleh peserta vaksninasi yang jumlahnya ratusan orang dalam sehari. Bahkan, “Kami pernah melayani warga yang jumlahnya mencapai lebih dari 1.400 orang dalam sehari, sehingga sentra ini baru bisa ditutup menjelang Maghrib,” ungkap Oki.
Bukan hanya jumlahnya saja yang membuat tugas ini tidak sederhana, melainkan karena ada saja warga yang perlu penanganan khusus. Antara lain warga negara asing yang datang meminta divaksin.
Baca juga: Upaya Menuntaskan Vaksinasi di Kota Bogor
Termasuk mereka yang tergolong WNA pengungsi yang berada dalam pengawasan UNHCR. Para pengungsi belum bisa dilayani dan ini menjadi catatan khusus dan masukan kepada pemerintah.
Sedangkan bagi WNA lain, dapat dilayani setelah mereka menunjukan KITAS sebagai dokumen kependudukan.
“Walaupun mereka bukan warga kita, faktanya mereka berada di sekitar kita dan karena itu layak divaksin,” jelas Oki.
Perlakuan khusus juga perlu diberikan kepada para lansia dan mereka yang dalam kondisi kesehatan tertentu seperti yang mengalami hipertensi.
Di samping itu diperlukan pula kehati-hatian dalam menghadapi sikap warga yang akan divaksin. Menurut Oki setidaknya warga yang akan divaksin tergolong pada tiga kelompok.
Masing-masing mereka adalah warga yang sadar dan mau mengikuti anjuran pemerintah apa adanya. Kemudian mereka yang memilih-milih jenis vaksin dan mereka yang secara psikologis terdorong untuk ikut vaksin, karena keluarga atau teman-teman serta tetangganya sudah terlebih dahulu divaksin.
Semua masalah yang dihadapi dicoba untuk diminimalisir dengan membuat buku manual pelaksanaan vaksinasi. Buku ini wajib dipelajari dan dipahami oleh para ASN yang ditugaskan membantu. Dikecualikan pada kejadian-kejadian tertentu, maka pelayanan diambil alih langsung oleh Direktur Sentra Vaksinasi atau wakilnya.
Baca juga: Staf Khusus Presiden tinjau vaksinasi COVID-19 penyandang disabilitas di Kota Bogor
Di samping itu, setiap hari sebelum sentra dibuka, dilakukan briefing kepada seluruh petugas . Semua orang yang bertugas, harus paham dengan alur kerja yang ditetapkan di sentra vaksinasi.
Hambatan lain yang harus diatasi adalah kendala teknis. Mulai dari persoalan down server, gangguan pada jaringan internet atau laptop, mesin printer macet, mike pengeras suara, kabel-kabel jaringan listrik mendadak tidak berfungsi dan lain sebagainya.
“Semua harus bisa segara diatasi, karena kalau satu saja bermasalah maka seluruh alur proses vaksinasi bisa terhambat,” papar Oki. Oleh karenanya pengecekan semua aspek itu dilakukan sebelum pelaksanaan vaksinasi.
Itulah antara lain masalah-masalah yang harus dihadapi dan bisa diatasi segera oleh para ASN yang bertugas.
Dengan menyimak apa yang berlangsung di sentra vaksinasi, maka kehadiran para ASN jelas bukan hanya sebagai pelengkap. Merekalah yang memberikan jaminan bagi kelancaran tugas para tenaga medis untuk melaksanakan vaksinasi dan jaminan bagi warga masyarakat untuk mendapatkan vaksin.
Semua itu tentu tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada para tenaga medis dan Dinas Kesehatan. Karena itulah para ASN dipanggil untuk ikut membantu. Bahu membahu mempercepat vaksinasi dan semoga karena itu herd immunity bisa segera terwujud di Kota Bogor. (Advertorial).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021