Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Forum Anak Sukabumi atau Faksi meminta kepada Presiden RI, Joko Widodo agar menandatangani Framework Convetion on Tobacco Control atau Kerangka Kerja Penanggulangan Masalah Tembakau.

"Hingga saat ini hanya Indonesia yang belum menandatangani perjanjian internasional tersebut, padahal negara-negara yang tergabung dalam anggota Organisisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menandatanganinya. Maka dari itu, kami akan sangat mendukung jika Pak Presiden ikut menandatangani FCTC tersebut," kata Fasilitator Faksi, Rina Rahmawati di Sukabumi, Selasa.

Menurutnya, kondisi kesehatan masyarakat Indonesia khususnya di Sukabumi sudah memprihatinkan karena terpapar asap rokok, bahkan sudah banyak anak-anak yang menjadi penghisap rokok aktif. Untuk itu, sebelum semakin banyak anak yang terjerumus menjadi perokok perlu dilakukan pencegahan sejak dini.

Selain itu, dengan menandatangani FCTC, Indonesia turut mendukung bebas asap rokok yang kedepannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia karena anak-anak juga punya hak hidup sehat yang dilindungi oleh undang-undang. Bahkan Indonesia bisa menjadi negara yang berdaulat dan bermartabat karena melindungi kesehatan warganya dari asap rokok.

"Hingga saat ini sudah ada 187 negara yang menandatangani FCTC dan sebanyak sembulan negara yang belum menandatangani seperti Andora, Eriteria, Liechtenstein, Malawi, Monako, Somalia, Republika Dominika, Sudan Selatan dan Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia yang belum menandatangani," tambahnya.

Rina mengatakan sesuai data saat ini jumlah perokok di Indonesia lebih dari 63 juta orang dan termasuk urutan ketiga dunia setelah China dan India sebagai negara penikmat rokok. Adapun sekitar 70 persen perokok di Indonesia berusia 19 tahun ke atas. Bahkan mirisnya, di mata dunia Indonesia dikenal sebagai negara Baby Smoker Country karena banyak perokok di usia balita.

"Rokok bukan solusi, udara segar tanpa asap rokok," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015