Canberra (Antara/AFP/Antara Megapolitan) - Perdana Menteri Australia yang baru, Malcolm Turnbull, membela perombakan kabinetnya, Senin, dengan mengatakan dia mengharapkan persentase perempuan yang lebih banyak di parlemen sehingga bisa menunjuk lebih banyak perempuan untuk posisi-posisi penting.

Turnbull mengakui perombakan kabinetnya dalam wawancara televisi yang pertama sebagai seorang pemimpin, setelah ia menyingkirkan sejumlah pemuka Konservatif dan menunjuk banyak pendukungnya sendiri.

Ia juga menaikkan jumlah perempuan di kabinet dari dua menjadi lima orang serta mengangkat seorang senator, Marise Payne, sebagai perempuan pertama yang menjabat selaku Menteri Pertahanan.

"Pemimpin harus memastikan akan ada pembaruan," katanya kepada Channel Nine.

"Itu sebabnya kita memiliki banyak wajah baru dalam kabinet, lebih banyak perempuan dan orang-orang yang lebih muda."

Persentase perempuan anggota parlemen "belum sebanyak yang seharusnya", katanya. Ia menambahkan "akan menjadi baik" bila terdapat lebih banyak pilihan untuk mengisi peran baru.

Setelah terjadi pergantian internal di Partai Liberal pekan lalu, yang mendepak Tony Abbott, Turnbull pada Minggu mengganti Menteri Keuangan Joe Hockey, Menteri Pertahanan Kevin Andrews, Menteri Tenaga Kerja Eric Abetz dan Menteri Usaha Kecil, yang terkenal, Bruce Bilson.

Menteri Sosial Scott Morrison menggantikan Hockey, meskipun ia memberikan suaranya bagi Abbott dalam pemungutan suara pemilihan ketua Liberal, Senin malam, yang dimenangkan oleh Turnbull dengan 54-44.

Julie Bishop tetap dipertahankan sebagai Menteri Luar Negeri dan Susan Ley sebagai Menteri Kesehatan dan Olah Raga.

PM baru yang kedatangannya mendapat banyak suara itu mengatakan  bahwa pemimpin harus memberikan "inspirasi untuk menjadi lebih inovatif, lebih bersemangat, kreatif dan produktif".

Para pengamat mengingatkan bahwa mengguncang kepemimpinan konservatif dapat menyulut api di tubuh partai. Turnbull menanggapinya dengan mengatakan kepada radio ABC bahwa "Tidak ada yang menganjurkan susunan kabinet ini, yang dibentuk semata-mata berdasarkan kepatutan."

Ia menambahkan "Sangat penting untuk memiliki anggota yang sebaya, pemerintahan abad 21 dan untuk itu diperlukan pembaruan."

Turnbull, seorang Republikan yang berkampanye agar Australia memutus keterkaitannya dengan Kerajaan Inggris, mengatakan kepada Channel Nine bahwa tidak ada gunanya untuk mengangkat masalah itu lagi sampai akhir takhta Ratu Elizabeth II.

"Pusat perhatian pemerintah dan kepentingan warga Australia lebih pada hal-hal yang mendesak dan terkait dengan masalah pertumbuhan ekonomi serta lapangan kerja," ujarnya.

"Menurut pandangan saya sendiri... akan ada kesempatan berikutnya untuk referendum republik yaitu setelah takhta Ratu berakhir."

Gubernur Jenderal Peter Cosgrove akan diangkat sumpah dalam kabinet baru di Canberra Senin siang.

Penerjemah: M. Dian A/Chaidar.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015