Karachi (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Sekelompok pria bersenjata menembak mati seorang wartawan televisi Pakistan di Karachi pada Rabu, hanya berselang satu hari dari serangan serupa, yang menewaskan tekinisi media di kota sama.

Wartawan tersebut bernama Aftab Alam. Dia menjadi sasaran serangan dua orang bersenjata menaiki sepeda motor saat hendak memarkir mobil di halaman rumahnya pada sore hari waktu setempat.

"Dia menjadi sasaran serangan dua pengendara sepeda motor, yang menunggu Alam di halaman rumahnya," kata wakil inspektur jenderal kepolisian Feroze Shah kepada AFP.

Alam terkena tiga peluru, yakni dua di kepala dan satu di bagian leher, demikian keterangan Shah.

Alam terakhir kali bekerja di stasiun televisi ternama di Pakistan, Samaa TV, sebelum pensiun karena persoalan kesehatan pada tahun lalu.

Serangan pada Rabu merupakan yang kedua dalam waktu 24 jam terakhir yang menewaskan pekerja media. Sebelumnya sekelompok pria bersenjata menghamburkan peluru ke sebuah mobil van milik stasiun televisi Geo News di kawasan pemukiman Bahadurabad, wilayah timur Karachi.

Serangan itu menewaskan teknisi satelit dan melukai supir.

Shah menerangkan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa kedua serangan tersebut berhubungan satu sama lain.

Sementara itu, Amin Yusuf, sekretaris jenderal lembaga Pakistan Federal Union of Journalists menegaskan bahwa "para wartawan kini telah menjadi target serangan" dan mendesak pemerintah untuk mengambil langkah nyata demi mencegah berulangnya kekerasan serupa pada masa depan.

Pada tahun lalu, lembaga International Federation of Journalists menyebut Pakistan sebagai tempat paling berbahaya untuk para kuli tinta. Sebanyak 14 wartawan terbunuh di negara itu sepanjang 2014 lalu.

Di sisi lain, Karachi adalah sebuah kota pelabuhan berpenduduk 20 juta jiwa dan merupakan pusat ekonomi Pakistan. Kota itu sering menjadi tempat terjadinya kekerasan politik maupun etnis.

Sejak 2013, sejumlah pasukan paramiliter mulai turut memburu kelompok garis keras di kota Karachi sehingga menurunkan jumlah kekerasan secara signifikan.

Penerjemah: GM.N.Lintang/B. Soekapdjo.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015