Batam (Antara Megapolitan) - Puluhan warga Kecamatan Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau menggunakan air parit untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK), akibat krisis air bersih yang melanda kota kepulauan itu dalam beberapa hari terakhir.

Warga mengambil air di parit-parit sekitar Tiban Mentarau, Sei Harapan dan Patam Lestari untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Minggu.

"Ini untuk cuci-cuci saja dan mandi orang dewasa, dari pada tidak ada air. Sedangkan untuk minum, masak dan mandi kami beli air galon kemasan," kata warga Tiban, Agus.

Agus mengaku nyaris putus asa mencari air bersih, semenjak perusahaan air bersih Adhya Tirta Batam memberlakukan distribusi air bergilir di Kecamatan Sekupang, 1 September 2015.

Sudah tiga hari belakangan ini Agus mengambil air selokan di sekitar Hotel Akasia, Patam Lestari. Dan setiap pagi, ia berhasil mengumpulkan satu galon air.

"Lumayan, tidak mencukupi kebutuhan, paling tidak ada air di rumah," katanya.

Di perumahannya, air hanya mengalir tengah malam, debitnya pun relatif rendah sehingga tidak bisa menampung air.

Warga Tiban lainnya, Budi juga mengambil air di parit sekitar Tiban Mentarau.

"Air sudah empat hari tidak mengalir. Mau bagaimana lagi," kata dia.

Sejumlah warga juga terlihat mengambil air di penampungan air di sekitar Pos Polisi Sei Harapan.

Perusahaan air bersih, PT Adhya Tirta Batam memberlakukan kebijakan pasokan air bergilir menyusul makin berkurangnya pasokan air baku di sejumlah waduk.

Wakil Presiden Direktur ATB Benny Andrianto mengatakan kebijakan pasokan air bergilir (rationing) diberlakukan di wilayah penyaluran air Dam Sei Harapan, yaitu sebagian Tiban, Sekupang, Tanjungpinggir, Tanjungriau, Patam dan sekitarnya.

Saat "rationing" diberlakukan maka pasokan air kepada pelanggan pasti tidak akan sehandal saat normal, jumlahnya akan berkurang. Namun, ATB tidak bisa menjadwalkan waktu penggiliran distribusi air, karena tergantung tekanan air di waduk.

"Rationing merupakan program penggiliran pasokan air kepada pelanggan dengan beberapa cara, salah satunya menurunkan kapasitas produksi agar ketersediaan air baku dapat bertahan lebih panjang," kata Benny. 

Pewarta: Jannatun Naim

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015